Berpikir tak mungkin dihilangkan dalam kehidupan manusia hingga kemudian muncul apa yang kini dikenal dengan overthinking.
Overthinking sendiri mengacu pada proses pemikiran yang berulang dan tidak produktif. Hal ini dikarenakan pemikiran dapat terfokus pada banyak hal yang berbeda.
Beberapa penelitian secara umum membedakan antara 'merenung' tentang kejadian masa lampau dan 'khawatir' akan masa depan. Dan untuk kasus overthinking ini, maka semua itu lantas dijadikan pemikiran secara berlebihan.
Dikutip dari laman Ikatan Dokter Indonesia, overthinking ini memiliki kecenderungan dari beberapa hal yang berulang kali dipikirkan.
Kebanyakan dari mereka yang terjebak dalam fenomena kasus "kebanyakan mikir" adalah karena hanya berkutat di 3 hal ini:
- Masa Lalu
Merenungi kejadian di masa lalu kerap menjadi suatu hal yang banyak dipikirkan oleh sebagian orang. Menyesali hal yang sudah dilakukan dan bahkan membencinya termasuk dalam kategori ini.
- Masa Kini
Bisa jadi saat terlalu memikirkan aspek yang terjadi sekarang, seperti memikirkan situasi dan kondisi tertentu, mungkin permasalahan hubungan percintaan, kepribadian, atau yang lainnya.
Kerap dibuat timbul pertanyaan setiap hari apakah kita berada dalam sebuah hubungan, pekerjaan, atau situasi yang tepat?
Hubungan dengan diri sendiri sebagian besar dapat dibentuk oleh pemikiran yang dimiliki saat ini. Apakah cenderung menganggap diri positif atau justru cenderung terlalu memikirkan kekurangan dan kesalahan sendiri?
- Masa Depan
Berpikir berlebihan tentang masa depan bisa masuk dalam kategori 'khawatir'. Sehingga sangat mungkin timbul khawatir tentang sesuatu yang terjadi dalam waktu dekat.