Halo, ini Dimas Galih Putrawan yang terbiasa menulis artikel topik game di Kompasiana selama enam bulan terakhir. Ya, kalian tidak salah membaca judulnya. Aku akan berhenti menulis di platform ini. Mengapa? Karena aku kecewa dengan dua hal di sini.
Ya, kalian boleh mengkritik pedas mengapa aku kecewa pada dua hal yang akan kusebutkan. Kalian boleh bilang aku egois, apapun boleh, you're welcome to criticize me.
Aku mungkin bakal hapus artikel ini dalam seminggu ke depan karena mungkin bakal sensitif.
1. Perubahan Kebijakan K-Rewards pada Juli
Hal pertama yang bikin aku kecewa adalah perubahan K-Rewards pada Juli lalu. Kenapa aku baru bilang ini sekarang? Ya, aku ingin mengutamakan kebingungan dan kegelisahan bahwa mungkin semakin sulit mendapatkan K-Rewards.
Berikut ini adalah syarat awal berpartisipasi dalam program K-Rewards:
- Melengkapi data pribadi
- Telah menayangkan total minimal 50 konten
- Memiliki jumlah total 100 komentar
- Memiliki total 25 ribu views
Ya, terlihat mudah bukan? Mencapai jumlah total 100 komentar merupakan hal tersulit dalam syarat ini. Jadi, aku melakukan sebaik mungkin untuk membuat artikel agar pembaca dan Kompasianer engage.
Pada Juli lalu, aku membaca sebuah artikel di Kompasiana bahwa terdapat perubahan mekanisme K-Rewards. Dilansir dari laman K-Rewards di Kompasiana, terdapat dua kebijakan tambahan sebagai berikut:
- Untuk 1 artikel Headline akan mendapatkan 2.500 poin, 1 artikel Highlights akan mendapatkan 500 poin, dan views di artikel tersebut akan tetap dikonversi menjadi rupiah.
- Kompasianer wajib mendapatkan 3 artikel highlights dan 1 headline tiap bulannya.
Dari sini, sekilas masih bisa mendapatkan highlights. Akan tetapi, tidak semua Kompasianer mampu mendapatkan headline, apalagi satu. Mencapai satu headline saja sudah sulit.
Aku apresiasi siapapun yang mencapai satu headline setiap bulannya merupakan kebanggaan dan prestasi tersendiri selama menulis di sini. Aku juga paham banyak dari kalian berkata kalau kewajiban untuk mendapatkan headline menjadi motivasi agar seluruh Kompasianer bisa memperbaiki kualitas tulisannya.
Tapi bagiku yang sering menulis artikel topik game sudah sulit sekali. Bahkan, jarang sekali yang menulis topik tersebut mendapat satu headline pun. Well, menurutku kebijakan ini justru semakin memberatkan penulis di Kompasiana yang menginginkan monetisasi.