Lihat ke Halaman Asli

Elden Ring Mobile Sedang Dikembangkan Tencent?

Diperbarui: 6 Februari 2024   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Elden Ring | Sumber: IGN

Game Elden Ring mobile kini dilaporkan sedang dikembangkan oleh Tencent. Konglomerat teknologi asal China itu telah memiliki saham 16,25 persen sejak tahun 2022, mungkin ini masuk akal mengingat pihaknya tertarik untuk mengadaptasi game soulslike ikonik itu menjadi sebuah game mobile. Namun, proses pengembangannya juga dipercaya berjalan lambat.

Kabar ini muncul pertama kali dari Reuters. Dilaporkan bahwa Tencent telah mendapat hak lisensi dari FromSoftware pada tahun 2022 dan membentuk tim untuk mengerjakan sebuah prototipe.

Elden Ring sendiri telah meluncur pada tahun 2022 di PC, PlayStation, dan Xbox seharga US$60. Tampaknya Tencent memiliki pendekatan berbeda terhadap game mobile-nya. Konglomerat yang juga memiliki publisher Level Infinite itu ingin membuatnya sebagai game free-to-play dengan microtransaction.

Sepertinya Genshin Impact menjadi inspirasi utama di balik game itu. Tencent ini menerapkan mekanik gacha dalam game mobile Elden Ring. Namun, hal ini tentunya bertentangan dengan versi PC dan konsolnya yang sudah memiliki harga pasti. Ditambah, proses pengembangannya pun terbilang lambat.

Elden Ring: Shadow of the Erdtree | Sumber: Bandai Namco

Penggemar tentu saja tidak begitu senang saat kabar sebuah game mobile dari game soulslike garapan Hidetaka Miyazaki dan George R.R. Martin itu terungkap. Mereka justru menantikan kabar perilisan DLC Shadow of the Erdtree. Meski DLC tersebut pertama kali diumumkan tahun lalu, FromSoftware dan publisher Bandai Namco tetap bungkam untuk memberi kabar lebih lanjut.

Sebelum kabar ini terungkap, Tencent dilaporkan telah membatalkan game mobile berdasarkan franchise NieR. Rumor ini beredar setelah Square Enix memilih untuk menutup NieR: Reincarnation.

Batalnya game mobile NieR besutan Tencent disebabkan oleh tingginya biaya anggaran pengembangan dan lisensi serta masalah monetisasi. Konglomerat asal China itu terlihat masih kesulitan dalam mengadaptasi game PC dan konsol menjadi game mobile yang menguntungkan berkat monetisasi.

Terlebih, Jack Ma selaku CEO mengaku bisnis game perusahaan sedang terancam. Mayoritas game baru besutannya tidak mendapat hasil gemilang sesuai harapan. Bahkan, Hoyoverse dan NetEase sudah semakin sukses dalam mendominasi industri game. Meski begitu, Honor of Kings dan PUBG Mobile masih memberi kontribusi finansial besar bagi perusahaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline