Jumlah Sampah rumah tangga yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan keperluan manusia sebagai makhluk yang konsumtif. Sehingga hal ini menjadi sebuah permasalahan karena sampah yang terus menggunung akan dapat memicu munculnya sebuah penyakit. Sampah sendiri diklasifikasikan menjadi 2, yang pertama sampah organik adalah sampah yang berasal dari reduksi makhluk hidup, dan sampah anorganik adalah sampah selain dari makhluk hidup. Sampah anorganik mungkin dinilai lebih berbahaya karena sulit terurai, dan banyak yang memperhatikannya. Namun, karena orang terlalu fokus kepada sampah anorganik, mereka melupakan sampah organik karena tidak memiliki value didalamnya dan tidak bisa dijual, Nyatanya sampah organik yang diabaikan bercampur dengan sampah anorganik akan dapat mengurangi value dari sampah anorganik tersebut. Karena bahaya dari sampah organik tersebut maka diperlukan pengolahan sampah organik.
Pengolahan sampah organik yang kami sosialisasikan kepada Ibu-Ibu PKK RT. 11 RW. 01, Bumiayu, Kec. Kedungkandang, Kota Malang dilakukan dengan metode Eco Enzym dan budi daya maggot. Sosialisasi yang kami lakukan ini dilaksanakan pada Hari Minggu, 5 Maret 2023, pada pukul 09.00 WIB.
Dalam berjalannya sosialisasi ini kami dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Malang, bekerja Sama dengan beberapa pihak seperti dari Komunitas Pecinta lingkungan bernama "World Clean-Up Day Malang Raya", Mahasiswa Fakultas FMipa Universitas Negeri Malang dan Pengusaha muda budidaya maggot dengan produk bernama "Maggreats".
Eco Enzym pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompavong yang merupakan pendiri Asosiasi pertanian organik di Thailand. Eco Enzym berasal dari hasil fermentasi sampah dapur seperti sayuran, kulit buah, dan sampah lain yang dicampur dengan gula dan air serta dimasukkan ke tempat yang kedap udara. Hasil dari fermentasi ini bernama Eco enzym yang bermanfaat untuk dijadikan pupuk cair, pengganti sabun pel lantai, dan masih banyak lagi.
Dengan metode ini diharapkan Ibu-Ibu PKK RT. 11 RW. 01, Bumiayu, Kec. Kedungkandang, Kota Malang, dapat memanfaatkan sampah-sampah organik untuk dijadikan Eco enzym, sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli pupuk atau sabun pel lantai, mereka juga bisa menghasilkan profit melalui Eco enzym ini, jadi selain baik untuk lingkungan, sosialisasi ini diharapkan akan dapat mendulang cuan untuk meningkatkan perekonomian di daerah Bumiayu serta dapat mendatangkan lapangan kerja untuk masa depan yang bisa menyerap tenaga kerja.
Selain metode Eco Enzym, kami juga mengenalkan metode pengelolaan sampah dengan budidaya maggot, yang merupakan larva dari lalat black soldier fly.
Maggot memiliki protein yang tinggi sehingga sangat cocok untuk dijadikan alternatif pakan ternak. Maggot sendirii dari telur sampai siap panen cuma membutuhkan waktu selama 2 minggu, Maggot memiliki 3 fase hidup yang meliputi: Telur, Maggot, Prepupa, Pupa, dan dalam semua fase itu maggot dapat dijual dengan harga, terlebih dalam perawatannya hanya membutuhkan makanan dari limbah sayuran, limbah buah, dan sampah dapur lainya, sehingga dengan minimum modal namun bisa menghasilkan cuan serta memiliki dampak positif terhadap lingkungan karena dapat mengurangi sampak organik yang dijadikan sebagai pakan bagi maggot tersebut.