Lihat ke Halaman Asli

Dimas Dharma Setiawan

Penulis Artikel di Banten

Manfaat Pelatihan CM-LMT bagi Pembimbing Kemasyarakatan (Selesai)

Diperbarui: 15 Oktober 2021   17:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri


Pada tulisan sebelumnya penulis telah memaparkan sejumlah materi yang pernah penulis ikuti pada pelatihan Conflict Management and Life Management Training (CM-LMT) bagi Pembimbing Kemasyarakatan (PK) . Perhelatan dilakukan dari tanggal 2,3 dan 4 Juni 2021 bertempat di hotel The 101 Suryakencana Kota Bogor. 

Bertindak sebagai penyelenggara adalah Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (Bimkemas & PA) pada Direktorat Jenderal (Ditjend) Pemasyarakatan. Adapun penyandang dana kegiatan adalah Search For Common Ground 2020.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan tentang materi manajemen waktu.  Fasilitator bertanya kepada peserta tentang kegiatan harian peserta  mulai dari pagi sampai malam hari.  Penulis sendiri mengawali kegiatan dengan sholat subuh dilanjutkan dengan membaca Al-qur'an, olah raga kecil di depan rumah lalu memanaskan kendaraan bermotor.  

Kegiatan dilanjutkan dengan berangkat ke kantor, bekerja hingga kembali ke rumah dan malam harinya beristirahat. Setiap peserta memiliki kegiatan harian yang berbeda-beda, terutama peserta perempuan yang  menjalankan fitrahnya sebagai ibu rumah tangga dalam melayani keluarga di rumah. 

Penulis menyarikan tema ini sebagai perencanaan pekerjaan agar terkonsep dengan matang dimulai dari awal hingga pada akhir pekerjaan itu sendiri. 

Secara konkrit pekerjaan diawali dengan perintah pimpinan, pelaksanaan pekerjaan, pelaksanaan sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) sebagai bentuk pemaparan pekerjaan, lalu dilanjutkan dengan pengetikan, pembubuhan nomor register, pengiriman soft-file pekerjaan pada operator hingga pengarsipan dokumen.

Materi selanjutnya adalah tuntutan dan kepentingan. Fasilitator menjelaskan sesi ini diharapkan peserta dapat memahami apa itu tuntutan dan kepentingan dengan begitu peserta dapat membedakan tuntutan dan kepentingan. 

Dengan memahami perbedaan posisi dan kepentingan dalam suatu konflik, peserta diharapkan dapat mengenali permasalahan sehingga dapat menemukan opsi-opsi solusi.

Keseruan terjadi saat sejumlah peserta mendefinisikan artikulasi tuntutan dan kepentingan. Ada yang mengartikan secara abstrak yang cukup sulit dipahami dan ada yang mendefinisikan secara realita dalam tugas kedinasan seperti hak dan kewajiban PK bekerja sebagai suatu tuntutan dari tugas jabatan dan kepentingannya agar masyarakat dapat terlayani. 

Penulis mencoba menyampaikan pendapat seraya mencontohkan bahwa setiap peserta diwajibkan hadir di ruangan kelas secara tepat waktu (tuntutan), tujuannya agar kegiatan pelatihan dapat segera dilaksanakan (kepentingan).  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline