Tugas artikel ini untuk memenuhi UTS mata kuliah Studi Islam yang diampu oleh Bapak Muhammad Firdaus L.c,MA,Ph,d
Dimas Chairu Ramadhan (PMI 1A)
NIM:12405051020004
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa arti Pendidikan; "Pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar merekasebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiian setinggi-tingginya". Pendidikan merupakan adalah sebuah proses humanime yang selanjutnya dikenal dengan istilah memanusiakan manusia. Oleh karena itu kita seharusnya bias menghormati hak asasi setiap manusia. Unntuk itu pendidikan tidak saja membentuk insan yang berbeda dengan sosok lainnya yang dapat beraktifitas menyantap dan meneguk, berpakaian serta memiliki rumah untuk tinggal hidup, ihwal inilah disebut dengan istilah memanusiakan manusia (Ab Marisyah1, Firman2, 2019).
Pendidikan Agama Islam (PAI) memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian umat Muslim, baik dari segi spiritual, moral, maupun sosial. Sebagai salah satu komponen integral dalam sistem pendidikan di Indonesia, PAI bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam serta membimbing individu untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai agama. Pendidikan Agama Islam tidak hanya terbatas pada pengajaran tentang Al-Qur'an, hadis, fiqih, dan akhlak, tetapi juga mencakup pembentukan pribadi yang taat, berakhlak mulia, dan peduli terhadap sesama.
Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan aspek penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. PAI tidak hanya mencakup pengajaran materi keagamaan Islam, tetapi juga bertujuan untuk membentuk karakter dan akhlak yang baik pada siswa. Tarbiyah, Ta'lim dan Ta'dib adalah tiga kata yang cukup familiar kita baca atau dengar untuk kemudian oleh para ahli dikaitkan dengan konsep pendidikan dalam Islam. Ketiga kata tersebut terdapat dalam Alquran dan telah menjadi inspirasi bagi lahirnya konsep pendidikan dalam Islam (Nata, 2016). Konsep Tarbiyah adalah proses pengajaran yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan peserta didik, yang mencakup Afektif (sikap dan perasaan), Kognitif (pengetahuan) dan Psikomotorik (keterampilan). Konsep Ta'lim adalah proses pengajaran yang lebih mengarah pada aspek kognitif (pengetahuan). Konsep Ta'dib adalah suatu pendidikan yang lebih mengarah pada aspek Afektif (sikap dan perasaan)
Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam memiliki beberapa tujuan penting yang berkaitan dengan pembentukan pribadi Muslim yang paripurna. Beberapa tujuan utama pendidikan agama Islam antara lain:
- Menanamkan Aqidah yang Benar: Salah satu tujuan utama pendidikan agama Islam adalah menanamkan keyakinan yang benar mengenai Allah, Rasul-Nya, dan ajaran Islam. Hal ini sangat penting agar generasi Muslim tidak hanya mengetahui ajaran agama, tetapi juga memahami dan meyakini keabsahannya.
- Pembentukan Akhlak Mulia: Islam mengajarkan pentingnya akhlak atau moral yang baik. Pendidikan agama Islam bertujuan untuk membentuk karakter dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti jujur, sabar, rendah hati, dan peduli terhadap sesama.
- Pemahaman tentang Syariah: Pendidikan agama Islam juga bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang hukum-hukum syariah, seperti ibadah (shalat, puasa, zakat, haji) dan muamalah (hubungan antar sesama manusia), serta etika sosial dalam Islam.
- Mengamalkan Islam dalam Kehidupan Sehari-hari: Pendidikan agama Islam tidak hanya terbatas pada teori, tetapi juga pada praktik. Generasi Muslim diharapkan dapat mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam urusan pribadi maupun sosial.
Berkaitan dengan tujuan PAI di sekolah, Darajat (1993) mengemukakan beberapa tujuan sebagai berikut. Kesatu, menumbuhsuburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap siswa yang positif dan disiplin serta cinta terhadap agama dalam berbagai kehidupan sebagai esensi takwa, taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Kedua, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan motivasi intrinsik siswa terhadap pengembangan ilmu pengetahuan sehingga mereka sadar akan iman dan ilmu dan pengembangannya untuk mencapai keridlaan Allah Swt. Ketiga, menumbuhkan dan membina siswa dalam memahami agama secara benar dan dengannya pula diamalkan menjadi keterampilan beragama dalam berbagai dimensi kehidupan.
Ahmad Tafsir mengemukakan tiga tujuan PAI, yakn: (1) terwujudnya insan kamil, sebagai wakil-wakl Tuhan di muka bumi, (2) terciptanya insan kaffah, yang memiliki tiga dimensi, religius, budaya, dan ilmiah, dan (3) terwujudnya penyadaran fungsi manusia sebagai hamba, khalifah Allah, pewaris para nabi, dan memberikan bekal yang memadai untuk menjalankan fungsi tersebut. (Tafsir, 2017)