Lihat ke Halaman Asli

Dimas B

Marketing

Seiring Arus Mahakam

Diperbarui: 16 Desember 2024   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

### Seiring Arus Mahakam

Langit Samarinda menyala jingga kala Dimas melangkah keluar dari hotel tempatnya menginap. Usianya yang menginjak 40 tahun tak mengurangi semangatnya menjalani peran sebagai Sales Manager untuk produk cat kayu waterbased yang kini mulai banyak diminati pasar. Setelah bertahun-tahun berkarier di industri ini, Samarinda menjadi salah satu kota yang selalu membawa pengalaman baru baginya. Ada sesuatu yang menenangkan sekaligus menantang dari kota ini: kehangatan masyarakatnya dan potensi besar dalam bisnis kayu dan furnitur yang mendunia.

Hari itu, Dimas dijadwalkan bertemu Nurul, General Affair sebuah perusahaan besar yang sedang merencanakan proyek renovasi gedung mereka. Perusahaan tersebut mempertimbangkan untuk mengganti semua cat kayu lama dengan cat waterbased yang lebih ramah lingkungan.

Di Kafe Mahakam River View, tempat mereka sepakat bertemu, pemandangan Sungai Mahakam menghampar luas. Dimas tiba lebih awal, menikmati semilir angin sungai sambil menyesap kopi hitam. Sesaat kemudian, Nurul datang. Wanita berusia 32 tahun itu tampak energik dengan blus putih sederhana dan senyum ramah yang segera mencairkan suasana.

"Pak Dimas? Maaf ya, saya sedikit terlambat. Macet di jalan tadi," ucap Nurul sembari mengulurkan tangan.

"Ah, tidak apa-apa, Bu Nurul. Samarinda memang selalu penuh kejutan di jalanan," balas Dimas, menjabat tangan Nurul dengan hangat. "Silakan duduk. Sudah pesan sesuatu?"

Percakapan mereka pun dimulai, membahas rencana besar perusahaan Nurul. Dimas dengan lancar memaparkan keunggulan cat kayu waterbased yang diusung perusahaannya --- mulai dari rendahnya emisi VOC, ketahanan terhadap cuaca, hingga bagaimana produk itu bisa mendukung standar keberlanjutan lingkungan. Nurul mendengarkan dengan serius, sesekali mencatat sesuatu di buku kecilnya.

"Jadi, dengan semua keunggulan ini, cat waterbased bukan hanya solusi untuk tampilan, tapi juga untuk kelangsungan bisnis yang lebih bertanggung jawab," ujar Dimas, menutup penjelasannya.

Nurul mengangguk, matanya memandang ke arah Sungai Mahakam sejenak sebelum beralih lagi ke Dimas.

"Jujur, kami sudah lama mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan, tapi selalu ragu dengan performanya. Penjelasan Bapak meyakinkan sekali," kata Nurul sambil tersenyum. "Tapi bagaimana dengan daya tahannya terhadap kelembapan? Kita tahu Samarinda kan cukup lembap."

Dimas tersenyum. "Itu pertanyaan bagus, Bu Nurul. Cat kami dirancang khusus untuk kondisi seperti ini. Formulasinya diuji di laboratorium dengan simulasi cuaca tropis. Bahkan, kami sudah ada testimoni dari klien di Kalimantan lainnya yang membuktikan ketahanannya hingga lebih dari lima tahun tanpa masalah berarti."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline