Lihat ke Halaman Asli

Desa Tempursari Kabupaten Malang Menuju Desa Hijau

Diperbarui: 14 April 2021   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Tempursari – Tim KKN Universitas Negeri Malang mengadakan sosialisasi roadmaps, atau rencana kerja untuk tim KKN tahun ini dan tahun-tahun mendatang demi di wujudkannya Desa Tempursari Green Village pada tahun 2023 mendatang.

Sosialisasi ini di tunjukkan untuk memberi desa Tempursari gambaran terhadap rencana kerja tim KKN Universitas Negeri Malang tahun 2021 hingga tahun 2023 mendatang.

Terdapat 4 program unggulan yang ditawarkan oleh tim KKN Universitas Negeri Malang untuk Desa Tempursari Desa Hijau adalah program web e-governance, Web Branding, Pupuk Organik Limbah RT dan Pupuk Organik Limbah Kotoran Hewan (Kohe).

Tim KKN telah membentuk 2 jenis website, web E-Governance dan Branding guna melancarkan proses periklanan serta branding Desa Hijau yang merupakan tujuan utama dari program yang ditawarkan oleh Tim KKN Universitas Negeri Malang.

Fokus utama dari program Desa Hijau yang di usung oleh tim KKN Universitas Negeri Malang adalah pembuatan Pupuk Organik Limbah RT dan Pupuk Organik Limbah Kotoran Hewan (Kohe).

Tim KKN telah merencanakan proses sosialisasi pembuatan pupuk organik kepada masyarakat desa Tempursari agar lapisan masyarakat dapat membuat pupuk sendiri dan dapat dipasarkan ke pasar pertanian Indonesia.

Dokpri

Pembina KKN Desa Tempursari, Muchammad Aris Ichwanto menyatakan bahwa: ”Masyarakat (nantinya) akan membuat pupuk sendiri, yang akan dibeli oleh pihak Bumdes (Badan Usaha Milik Desa), kemudian pihak Bumdes akan memasarkan pupuk buatan masyarakat kepada pasar tani di Indonesia”.

Di mulai dari proses kecil tersebut, diharapkan nanti dapat berkembang secara bertahap dalam kurun waktu 3 tahun kedepan demi diwujudkannya Desa Hijau yang diimpikan oleh Desa Tempursari.

Fokus dari Desa Hijau ini juga di latar belakangi oleh keinginan dari Kades Desa Tempursari, beliau menyatakan bahwa: ”  Setelah menyadari potensi wisata desa kami yang tidak memadai, saya ingin menggali dan menemukan potensi yang berbeda dari yang lain, tidak seperti desa wisata, namun fokus ke desa hijau dan ekonomi berbasis kerakyatan".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline