Lihat ke Halaman Asli

Semilir hujan

Diperbarui: 20 November 2024   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

terdapat sebuah rumah kecil dengan atap genteng yang sudah mulai berubah warna di ujung kotak kecil di tengah perbukitan yang dikelilingi pohon hijau rumah itu milik Farhan seorang pria muda yang gemar menulis diary setiap malam,hari itu langit begitu Murung, awan hitam mendominasi langit dan semilir angin mulai berbisik-bisik seolah mempersiapkan kedatangan hujan Farhan duduk di ambang jendela kamarnya memandangi awan yang bergerak lambat.

Tak lama kemudian percikkan percikkan Hujan mulai jatuh farhan tersenyum merasa hangat dan damai dalam kamar yang tenang Farhan duduk di atas kursi dekat jendela membuka diary nya dalam riuh rendah hujan dia mulai menulis mencatat setiap titik hujan yang jatuh setiap aroma tanah yang tercium dari jendela terbuka.

tiap butir hujan baginya adalah pesan-pesan tentang kesegaran,tentang kehidupan yang tertulis berjalan dan tentang rasa syukur akan setiap momen indah dalam hidupnya,Saat Hujan rendah Farhan mengakhiri catatan dirinya dengan kata-kata yang sederhana "setiap tetes hujan mengingatkan bahwa kehidupan adalah tentang setiap momen yang mampu membuat hati kita bahagia" Farhan menutup diary nya, tersenyum hujan telah memberinya inspirasi membuatnya merasa hidup sebab baginya hujan bukan hanya air yang turun dari langit tapi juga kisah kehidupan yang terus berjalan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline