Di tengah kota Cirebon, sebuah tradisi pendidikan khas Santri Annida tetap berkibar. Mereka tidak hanya mengejar ilmu di bangku kuliah, namun juga menimba kearifan lokal melalui praktik mondok.
Santri Annida menempuh pendidikan tinggi di Kota Cirebon sambil menjalani kehidupan mondok di pesantren yang sama. Mereka membagi waktunya antara mengikuti kuliah dan mengikuti kegiatan keagamaan di pesantren.
Kehadiran Santri Annida bukan hanya menunjukkan komitmen mereka dalam menimba ilmu, tetapi juga memperkuat tradisi keislaman dan kearifan lokal di tengah masyarakat Cirebon.
“Tradisi khusus di pondok pesantren annida seperti marhabanan, istighosah bersama, muhadhoroh 3 bahasa, dan morning talk. Yang paling menyentuh hati adalah marhabanan, apalagi pas Mahalul Qiyam mempunyai makna yang sakral membuat hati sedih, sedih karena rindu kepada Nabi Muhammad Saw” ujar alif
“Pesantren Annida berbeda dengan pesantren yang lain, tradisi khusus di pesantren annida yaitu morning talk dan muhadhoroh, morning talk setiap sabtu pagi di ikuti oleh semua santri annida agar supaya santri bisa berbahasa inggris dan arab dengan baik, tidak hanya itu di perkuliahan pun bisa di praktekkan apalagi mahasiswa semester 1-4 yang mengikuti intensif bahasa arab dan inggris sangat terbantu sekali dengan pembelajaran bahasa yang ada di pondok pesantren annida ini” ujar reyhan
Melalui pendekatan ini, Santri Annida membuktikan bahwa harmoni antara pendidikan formal bukanlah hal yang mustahil. Mereka menjadi teladan bagi generasi muda dalam menjaga akar budaya dan nilai-nilai tradisional sambil terus berkembang dalam era modern.
Kuliah sambil mondok tidaklah mengerikan karena kita di ajarkan kebersamaan dan kekeluargaan di pondok pesantren, selain itu juga kita akan mendapatkan kebahagiaan duniawi dan ukhrawi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H