Lihat ke Halaman Asli

Kemunculan Komet Swan, Tanda Kebesaran Allah

Diperbarui: 17 Mei 2020   19:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasi Bintang Pisces

Allah memang tidak pernah berhenti menunjukkan kebesaran-Nya kepada manusia. Tanda-tanda kebesaran-Nya memang tidak terbatas jumlahnya. Terhitung di Bumi saja, ada berjuta-juta keindahan yang diciptakan oleh-Nya. Pernahkah anda berpikir, ada berapa tanda-tanda kebesaran-Nya di luar bumi? Salah satu tanda kebesaran-Nya di luar angkasa adalah kemunculan Komet SWAN.

Komet C/2020 F8 (SWAN) akan melintas dekat Bumi pada 12 dan 13 Mei 2020 usai waktu subuh di seluruh Indonesia, tepatnya pukul 04.25 sampai 05.00 WIB. Komet yang disebut paling terang di tahun 2020 ini, diperkirakan dapat disaksikan dengan mata telanjang. Komet SWAN adalah komet yang dipotret oleh kamera Solar Wind Anisotropic (SWAN) yang terletak di wahana antariksa Solar and Heliospheric Observer (SOHO). Komet ini pertama kali diabadikan pada 25 Maret 2020 dan berada di konstelasi Grus. Grus dalam Bahasa Latin berarti Angsa atau Swan dalam Bahasa Inggris. Kemudian, komet ini juga terkenal dengan ekor birunya yang terang. Komet SWAN pertama kali ditemukan pada 10 April 2020 oleh seorang astronom amatir asal Australia bernama Michael Mattiazzo. Komet ini ditemukan saat Mattiazzo melihat hasil pengamatan kamera SWAN yang terpasang di satelit SOHO, yaitu satelit milik Badan Antariksa Eropa (ESA) dan NASA yang digunakan untuk mengamati Matahari selama 24 jam.

Menurut laporan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), berdasarkan perhitungan pada laman Ephemeris JPL NASA, Komet SWAN yang juga disebut komet angsa ini akan berada di titik terdekat Bumi pada 12 Mei 2020, pukul 18.02 WIB, dengan jarak terdekat dari Bumi sekitar 83 juta kilometer. Namun, LAPAN menjelaskan, pada saat itu komet SWAN masih berada di bawah ufuk untuk pengamat yang berada di Indonesia. Menurut LAPAN, komet SWAN hanya bisa dinikmati oleh pengamat di Indonesia ketika berada pada ketinggian 20 derajat di atas ufuk, yakni pada tanggal 12 dan 13 Mei ketika Matahari berada pada ketinggian 6 derajat di bawah ufuk atau ketika fajar sipil (civil dawn). Fajar sipil ditandai dengan makin terangnya kondisi di sekitar, sebelum Matahari terbit.

Komet ini dapat disaksikan pada derajat 71o atau arah timur laut, serta berada di konstelasi Pisces dekat Bintang Alpherg (Eta Piscium). Diperkirakan, komet angsa akan memiliki magnitudo tampak atau semu sebesar +3,3 atau +3,4 akibat pelemahan atmosfer, artinya dapat diamati dengan mata telanjang. Syarat untuk melihat komet SWAN dengan mata telanjang, yaitu berada di tempat yang lebih gelap, jauh dari polusi cahaya dan horison timur yang tidak terhalang bangunan atau pohon. Jika kalian tinggal di pinggiran kota, kalian bisa mengamatinya dengan menggunakan kamera DSLR. Dengan cara, arahkan kamera ke timur dengan ketinggian antara 10 hingga 30 derajat, lalu ambil foto dengan ISO tinggi dan waktu bukaan sekitar 30 detik. 

Setelah mendekati Bumi, komet SWAN akan bergerak mendekati Matahari dan berada di titik terdekat Matahari (perihelion) pada 27 Mei 2020 pukul 19.50 WIB, dengan jarak 64,4 juta kilometer dan magnitudo tampak sebesar +3,7. Kamera NASA berhasil mengabadikan detik-detik komet tersebut melintas dekat Bumi. Video NASA yang memperlihatkan bagaimana komet SWAN mengeluarkan cahaya biru kehijauan itu lantas diunggah oleh Unggul Satrio Yudhotomo, Kepala Sub Bagian Komunikasi Edukasi LAPAN, di akun Facebook miliknya.

Waktu Allah selalu sempurna dalam hal apapun. Kita tidak bisa selalu memahami apa hikmah di baliknya, tapi kita harus belajar untuk meyakininya. Fajar adalah kesempatan untuk menilai diri sendiri tentang seberapa dekat kalian kepada Allah dan seberapa besar kamu mengharapkan surga. Mampukah kamu meninggalkan tempat tidur dan bergegas untuk shalat subuh? Setelah itu, mari kita saksikan salah satu tanda kebesaran-Nya, berupa Komet SWAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline