"I'm not going to drop it!" "FOKE YOU!" Hendrix marah besar dan mengumpat manajernya dengan kata 'foke' untuk menggantikan fu*k seolah-olah dia mengatakannya melalui sebuah ruangan yang penuh dengan huruf 'h'. Kali ini ia marah diluar kebiasaannya, Ia sudah sangat muak dengan industri musik yang mencoba mendikte apa yang harus dilakukannya. Seorang seniman mempunyai kebebasan dalam memilih cara mengekspresikan harmoninya. "I'm out mike! I'm sick with you." Terlihat dinding api diantara mereka berdua yang mungkin bisa membunuh salah satu dari mereka. Tetapi Jimi sudah memutuskan kalau ia akan keluar dari bisnis ini dan menjadi seorang seniman mandiri tanpa ketergantungan pada industri. Tak lama ia duduk murung dipojok ruangan masuklah sesosok bayangan yang seolah menutupi ruangan namun setelah itu ia seperti berdiri dibelakang sumber cahaya. Sinar membungkus tubuhnya dan merayap disela-sela jarinya. "Are you going to suffer like this Jim?""this is your life... you are supposed to control it" Hendrix memandang wajah orang yang berkata padanya itu. Wajah itu tidak asing dan telah lama menjadi sahabatnya dalam menjelajah harmoni. Pemilik wajah itu memiliki nama John Lennon dan kini seperti seorang mentor yang menuntunnya untuk mendengarkan kata hatinya. "I'm not good as you John" "not yet." Lennon menarik napas panjang lalu merebahkan dirinya pada kursi lipat didepan Hendrix. Kini ia menatap lampu dilangit ruangan dan tersenyum tipis. "Do you want to hear a story, mate?" Hendrix hanya meliriknya sebentar sambil menyalakan lintingan ganjanya. "Cerita ini tentang King Solomon. Dengarkan karena ini akan merubah hidupmu.""Berabad-abad yang lalu King Solomon adalah seorang raja yang mempunyai pengetahuan tentang manusia, tumbuhan, hewan dan bahkan tentang Jin dan setan. Ia dapat menundukkan angin seperti juga mahluk hidup lainnya. "Suatu hari ia menyuruh para cendekiawannya untuk mengumpulkan ilmu pengetahuan dari semua mahluk, bahkan pengetahuan yang dimiliki para jin dan setan sekalipun. Ini adalah pengetahuan tertinggi yang dapat dihimpun dalam sejarah manusia. Pengetahuan tersebut disalin dalam bentuk buku yang diberi segel King Solomon. "Konon siapapun yang memiliki pengetahuan tersebut dapat menguasai dunia beserta isinya. Pengetahuan tersebut adalah kunci menuju kekayaan abadi. Dan King Solomon sadar akan resikonya bila pengetahuan ini jatuh ketangan yang tidak tepat dapat membahayakan alam semesta. Oleh karena itu King Solomon menyuruh para cendekiawannya untuk mengubur dalam-dalam buku tersebut ditempat yang tidak diketahui oleh seorang pun, bahkan tidak untuk bangsa Jin. "Dengan berlalunya waktu setelah kematian King Solomon, entah bagaimana, buku tersebut dapat ditemukan oleh beberapa orang dibantu dengan bangsa Jin. Buku tersebut yang mempunyai segel King Solomon ternyata membawa beberapa kesulitan bagi para penemu pertamanya sehingga mereka memutuskan untuk menghilangkan beberapa bagian dari buku tersebut dan menguburnya kembali dalam-dalam. "Hingga..... beberapa abad kemudian. Datanglah sekelompok orang yang menamakan diri mereka Ksatria Templar. Rahasia awal tentang mereka sebenarnya mereka hanyalah sekelompok pebisnis yang menjalankan bisnis travel untuk para peziarah eropa yang ingin mengunjungi jerusalem. Namun Raja Jerusalem saat itu tahu manfaat ekonomis dari bisnis mereka memberikan mereka sebuah tempat yang dinamakan Pilar Selatan kuil King Solomon sebagai markas mereka di Jerusalem. "Keberuntungan memang berpihak kepada mereka. Ketika mereka sedang menggali tanah untuk membuat pondasi markas, mereka menemukan harta karun paling berharga yang pernah ada didunia ini. Sebuah buku dengan segel King Solomon yang dapat mengajarkan orang paling tolol sekalipun untuk menjadi penguasa wilayah. Asal mereka dengan tekun mempelajari buku tersebut. "Kini, dengan buku tersebut ditangan mereka, Ksatria Templar bukan hanya menjadi pengawal para peziarah. Tetapi mengembangkan bisnis mereka dari mulai penitipan barang berharga para peziarah, Penukaran emas, dan juga sistem riba yang saat ini kita kenal sebagai kredit Bank. "Raja Jerusalem yang dihasud oleh Salahudin akhirnya gerah dengan tingkah laku para Ksatria Templar yang dianggap semakin angkuh dan mengikis kekuasaan kerajaan akhirnya mengusir para Ksatria Templar. Semenjak itu para Ksatria Templar harus hidup dalam bayang-bayang pengusiran. Dari Raja Perancis hingga Raja Inggris yang menganggap mereka sebagai ancaman. "Pengetahuan yang mereka dapatkan melalui buku King Solomon harus dibagikan dan diajarkan secara diam-diam melalui cerita lisan dan beberapa simbol yang tersembunyi dalam bangunan Templar yang terkenal. Seperti Rosslyn Chapel di Scotland atau Rennes-le-Château di Perancis. Engkau dapat membaca salinan buku tersebut melalui simbol-simbol yang terpahat didindingnya atau tersembunyi dibalik patung-patung yang menghiasi bangunan tersebut. Namun tentu saja, Engkau harus mempunyai metode yang tepat untuk membaca simbol tersebut." Jimi Hendrix mulai bosan dengan ocehan Lennon namun masih penasaran dengan arah ceritanya. Apa hubungannya dengan dia dan mengapa harus menceritakannya sekarang. Ia tahu Lennon bukanlah orang yang suka membicarakan hal omong kosong. Dan ia tahu Lennon bukanlah orang yang besar mulut lalu berbicara sembarangan. "So, It got nothing to do with me John.... what's your point?", Hendrix menarik habis sisa lintingan ganjanya dan menghembuskan sisa asap yang ia hasilkan. "Kamu tahu cerita tentang Robert Johnson yang membuat perjanjian dengan setan dipersimpangan?", tanya Lennon. "Tentu saja John, Aku Negro... Semua negro selatan tahu tentang cerita tersebut." "Dengarkan baik-baik Jim...", kata Lennon sambil membetulkan kacamatanya. "Aku mendapatkan Visi. Cerita Robert Johnson hanyalah kiasan tentang kejadian yang sebenarnya. "Robert Johnson mendapatkan kesempatan untuk mempelajari buku King Solomon. Bagian tentang pengetahuan yang diberikan kepada seniman yang telah siap. Dan Robert Johnson benar-benar mempersiapkan dirinya dalam hal tersebut. Hal tersebut digambarkan sebagai seseorang yang berdiri dipersimpangan. "Kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan seperti ini tidak diberikan kesemua orang Jim. Hanya kepada seseorang yang telah benar-benar siap. Kini pertanyaannya, apakah kau siap Jim?" Hendrix menarik pandangannya dari sudut ruangan yang gelap dan menatap Lennon dalam-dalam. Ia melihat ada keanehan pada wajah temannya ini. Ia seperti berkata diudara kosong namun kesungguhannya tidak dapat diremehkan. Lennon kini melemparkan kartunya diatas meja milik Hendrix. "Apakah engkau mempunyai buku itu John?", Ia bertanya pelan. Takut ada orang lain yang mendengar. Lennon yang menghargai kerahasiaan tentang hal ini menghormati sikap Hendrix. "Tidak seluruhnya Jim, namun aku mempunyai beberapa bagian yang penting untuk kau, aku dan juga orang-orang yang seperti kita ketahui." "Pengetahun ini seperti sebuah visi, yang telah memandu founding father negara ini mendirikan Amerika Serikat." "Damn it John!... can you just give me LSD!... instead of your story.", Hendrix mulai meracau tak sabaran. John tahu bahwa inilah salah satu tantangan dalam menyebarkan isi pengetahuan Buku Rahasia. Banyak orang yang tidak percaya dan lebih banyak lagi yang salah mengerti. Seolah-olah isi buku ini adalah ramuan sihir yang dapat mengubah seseorang dalam sekejap. "Imagine there's no heaven It's easy if you thing so, Jim No hell below us Above us only sky Imagine all the people Living for today..." "bayangkan itu Jim!", John tersenyum setelah memberitahukan visinya. "Kamu pemimpi John. Hati-hati jatuh dari tidurmu!", Hendrix tertawa kencang. "You may say I'm a dreamer But I'm not the only one, Jim I hope someday you'll join us And the world will be as one" Kini ada ruang kesunyian diantara mereka berdua. Hendrix benar-benar mencoba mencerna kata-kata Lennon. Ia sadar ini tidak mudah namun bukan hal mustahil. Melalui jemari tangan dan lirik-lirik lagunya ia telah menjelajah banyak realitas baru. Kini ia dihadapkan lagi sebuah realitas yang lebih dahsyat. Sebuah realitas yang mungkin seorang pemimpi sekalipun harus mempunyai keberanian lebih untuk memasukinya. "Mainkan untukku sebuah lagu Jim dengan gitar stratocastermu!", pinta Lennon. "Entahlah lagu apa yang cocok untuk mengisi pembicaraan kita ini John", Hendrix mencoba mengelak. "Apa saja yang ada dihatimu." Lalu Hendrix menyalakan stratocasternya. Dan ajaibnya begitu gitar tersebut telah di tune ditangan Hendrix, note-note seolah-olah berlompatan dari jemarinya. Mengintimidasi siapapun yang mendengarnya untuk merasakan trance melalui blues pentatonic yang terdengar. "Well, she's walking through the clouds, With a circus mind that's running wild, Butterflies and Zebras, And Moonbeams and fairy tales. That's all she ever thinks about. Riding with the wind.", Hendrix mencoba meraba verse keduanya. "Luar biasa Jim. Darimana kau dapat ide untuk lirik lagu itu?", John kagum dengan lagu temannya ini. "Ini bercerita tentang seorang dewi kesejahteraan yang aku kagumi John. Kau tahu dihatiku yang paling dalam aku tetaplah seorang Pagan.Tetapi aku kesulitan menciptakan lirik untuk verse keduanya." Lennon sadar bahwa Hendrix telah berada dijalur yang tepat. Namun ia masih meraba-raba untuk melakukan lompatan panjang dari seorang manusia biasa menjadi adi-manusia. Ubermanch yang telah melewati tali jembatan yang bernama kemanusiaan. "Dengarkan baik-baik visiku Jim. Ini penting! Gitar stratocaster mu akan merubah aliran musik hingga akhir abad ini. Aku mendapatkan visi stratocaster dan caramu memainkan musik akan mempengaruhi banyak orang setelahmu. Clapton dan Beck kini mencoba mengikuti caramu mengeluarkan soul dari benda ini. Tapi aku melihat seseorang yang nanti akan meneruskan warisanmu ini. Seorang texas yang banyak menyuarakan kemarahan dan kegalauan khas selatan. Ia juga akan tercerahkan melalui Buku Rahasia ini. Ia seperti seorang pendeta dan penyair abad pertengahan namun dengan stratocaster yang terbakar. Pendengarnya akan melihat api dan padang pasir yang membakar keraguan lalu membawa visi pencerahan akan Jalan Pengetahuan Sang Arsitek. Namun ia juga akan mati muda dan menjadi legenda. Seperti kita Jim." "Sang Arsitek?", Hendrix tercengang mendengar kalimat baru ini. "Sang Arsitek adalah absolut tertinggi. Awal dan akhir dari semuanya. Ialah sumber dari Buku Rahasia ini. Tugas seseorang yang telah mendapatkan pencerahan adalah memberikan estafet tentang pengetahuan ini kegenerasi berikutnya. Melalui media yang paling ia kuasai, seperti kita para musisi melalui musik." Hendrix menarik kembali stratocasternya kepangkuannya dan siap memainkannya. "Kau adalah legenda Jim", potong John "Kau, seperti aku, akan merubah dunia ini. Yang perlu kita lakukan hanyalah membuat musik." Akhirnya Hendrix memberanikan diri membuat lirik untuk verse keduanya. Ia bukan lagi membayangkan dewi kesejahteraan saja. Ia membayangkan Maria Magdalena, Boudica, Jean of Arc, Emily Dickinson, Annie Besant dan lain-lain. Kini ia siap untuk verse keduanya. "When I'm sad, she comes to me, With a thousand smiles she gives to me free. It's alright, she says it's alright, Take anything you want from me, Anything. Fly on little wing." http://www.jango.com/music/Jimi+Hendrix?l=0