Lihat ke Halaman Asli

Sawatdee Thailand: Mengudara di Langit Malaysia dan Thailand

Diperbarui: 2 November 2022   15:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

langit Malaysia-Thailand (Dokpri)

Sawatdee Khap! halo semua setelah sekian lama kita berjumpa kembali. Pertama, saya ucapkan alhamdulillah dan banyak bersyukur sebab saya diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk menyebarkan ilmu saya miliki ke negeri yang asing. Negeri asing yang dimaksud ya benar sesuai kata pertama dalam tulisan ini Thailand. 

Negara yang mungkin dalam impian saya tak akan pernah saya kunjungi namun, begitu besar nikmat Allah saya diberikan kesempatan yang luar biasa untuk menginjakkan kaki di negeri gajah putih.

Program yang saya ikuti kali ini bernama "Asistensi Mengajar Internasional" yang diadakan oleh Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Selama di Thailand kami para mahasiswa terpilih (Berjumlah 19 orang) akan mengajar untuk anak Sekolah Dasar (SD) hingga remaja Sekolah Menengah Atas (SMA). Kesembilan belas orang ini tidak mengajar di satu tempat melainkan di berbagai tempat yang ada di Krabi. Bahkan salah satu teman kami ditempatkan di provinsi Phuket.

Terkait perjalanan sendiri, kami 19 orang terpilih berangkat pada akhir Juli tepatnya tanggal 28 Juli 2022. Kami tentu memilih rute yang terdekat dan bisa terjangkau untuk kantong mahasiswa. 

Rutenya Surabaya-Kuala Lumpur-Krabi. Ketiga rute ini menjadi saksi kami mengawali perjuangan menuju Thailand. Dimulai dari Surabaya-Kuala Lumpur, perjalanan pertama ini nampak begitu menyengankan dan antusias sebab bagi sebagian dari kami, perjalanan ke Surabaya menuju Kuala Lumpur adalah pengalaman pertamanya naik pesawat terbang.

Tentu saja perasaan kami pun campur aduk mengingat akhir-akhir ini banyak sekali pemberitaan bahkan bisa dikatakan buming terkait pilot pesawat terbang yang meninggal saat bertugas.

Setibanya di bandara Internasional Kuala Lumpur, cuaca saat itu begitu sendu dan air hujan menemani kami selama masa transit ini. Saya begitu terkejut bukan main sebab masih banyak sekali pesawat yang mondar-mandir ditengah hujan cukup deras. Di bandara KLIA juga kami transit sekaligus mengganjal perut dengan roti dan minum jus mangga kemasan. Makanan ini gratis sih, kami peroleh cuma Cuma dari dosen pendamping kami hehehe Khop Khun Ma Na Khap, Bapak dan Ibu.

Seusai hujan, petrichor datang aroma ini begitu melekat dengan keasrian alam yang begitu saya suka pastinya. Kami melanjutkan perjalanan menuju Thailand tepatnya Krabi. Selama perjalanan kami cukup dibuat dag dig dug bukan main. Pesawat kami seringkali menabrak awan dan sempat turbulensi juga. Kami semua saling berpegang tangan dan mencoba berpikir positif bahwa semuanya baik-baik saja dan kami bisa mendarat dengan selamat.

Selain itu saya juga begitu senang bisa bertemu dengan salah satu keluarga Perancis. Mereka sangat heboh tentu saja selama perjalanan. Kami memang tak berinteraksi, akan tetapi mendengar aksen Perancis membuat saya senang dan antusias. Saya mengingat kembali apa yang saya pelajari 2 tahun silam ketika mendalami bahasa yang dikatakan sebagai bahasa romantis.

Begitu besar nikmat Allah dan saya banyak bersyukur bisa sampai dan menapaki kaki di negeri para biksu. Saya sudahi dulu tulisan ini dan semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca. Khop Khun Ma Na Khap.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline