Lihat ke Halaman Asli

Dimas Kaserun

Mahasiswa

Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Kelompok 38 Gelombang 1 Melakukan Sosialisasi dan Pendampingan Tentang Pencegahan Stunting

Diperbarui: 28 Februari 2024   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Kelompok 38 Gelombang 1 Melakukan Sosialisasi dan Pendampingan Tentang Makanan Bergizi Seimbang dan Pencegahan StuntingMahasiswa PMM dari Universitas Muhammadiyah Malang melaksanakan program kerja dengan tema makanan bergizi dan pencegahan stunting yang bekerja sama dengan Sekolah Orang Tua Hebat  (SOTH) di Keluarahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Pada Sabtu 17 Februari 2024 bertempat di Pos Paud Asparaga.

Kegiatan ini dilakukan oleh Mahasiswa PMM Kelompok 38 Gelombang 1. Dosen Pembimbing Lapangan Ramli Ramdhan, S.Hut.,MA. Dalam proker ini. mahasiswa fokus pada penyuluhan dan pendampingan bagi ibu yang memiliki balita. Disini kami terdiri dari 5 anggota yaitu, Wahyu Bintang Kusyantoro (koordinator), Dimas Agung Prasetya (sekretaris), Bagus Sultan Ramadhan (Bendahara), Reza Akbar Ardyansa (perlengkapan) dan Ahmad Bilaldzy (PDD)

Kegiatan tersebut dalam rangka percepatan penurunan angka stunting di Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Mahasiswa PMM Kelompok 38 Gelombang 1 didampingi oleh Kader SOTH Kelurahan, Dosen dan Dokter Gizi memberikan informasi kepada para ibu tentang pentingnya pola asuh yang baik, gizi seimbang, serta perawatan kesehatan selama masa kehamilan dan menyusui.

"Materi yang disampaikan diantaranya Makanan Bergizi Bersumber Dari Kearifan Lokal Dalam Rangka Penurunan Stunting. Materi tersebut disampaikan oleh Bapak Bastianus Doddy Riyadi, SKM., MM. dan Ibu Alfina Nur Isryrofi, S. Tr. Gz.".

manfaat dari sosialisasi ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya memberikan nutrisi yang tepat dan lengkap melalui makanan pokok serta melakukan pengasuhan anak yang baik. Selain itu, sosialisasi juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perbaikan pola makan, pola pengasuhan, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih dalam mencegah stunting. 

Anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit kronis, kecacatan, dan keterlambatan perkembangan kognitif. Oleh karena itu, sosialisasi makanan Gizi Seimbang perlu terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mencegah stunting pada anak.

"Stunting adalah kondisi tubuh kurang dari usianya, jumlah anak stunting di Indonesia tertinggi di Asia dan Faktornya itu adalah lingkungan yang kurang bersih" tutur Ibu Alfina Nur Isryrofi, S. Tr. Gz dan "Stunting terjadi sebelum seribu hari dalam kandungan, dan ibu-ibu hanya melakukan cuci piring saja namun melupakan rak piring juga yang harus dibersihkan juga. 

Makanan lokal lebih menyehatkan seperti ikan kembung, dan ikan kembung tersebut lebih bergizi daripada ikan salmon, makanan yang mahal belum tentu bagus dan juga makanan yang murah belum tentu buruk, semuanya tergantung pada bahan-bahan dan penyajiannya." Tutur Bapak Bastianus Doddy Riyadi, SKM., MM.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari para ibu dan calon ibu. Dengan adanya program ini diharapkan dapat membantu mengurangi angka stunting di wilayah sekitar Kelurahan Merjosari. Selain itu, pengetahuan yang diberikan kepada para ibu diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan kesejahteraan dan perkembangan anak-anak di masa depan. 

"terimakasih kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan sosialisasi dan pendampingan terkait pencegahan stunting dengan kegiatan ini memberikan banyak manfaat bagi kita selaku ibu yang memiliki anak atau balita"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline