Lihat ke Halaman Asli

dilla rahma

Kompasianer

Mahasiswa PPG FKIP UMM Tampilkan Karya Inovatif

Diperbarui: 22 Mei 2024   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doc Pribadi 

Malang-Memperingati hari Kebangkitan Nasional Tahun 2024, Prodi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) gelar Seminar Nasional Wawasan Kebangsaan, Selasa (21/05). Mengangkat tema "Guru Profesional Yang Berwawasan Kebangsaan Sebagai Perwujudan Kebangkitan Pendidikan Nasional", acara yang di Dome UMM itu diikuti oleh 526 mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 dan Gelombang 2 tahun 2023/2024.

Dalam sambutan pembukaan, Wakil Rektor I UMM, Prof. Ahsanul In'am, Ph.D menegaskan, salah satu indikator guru yang memiliki wawasan kebangsaan adalah mengamalkan Pancasila dalam menjalankan profesinya. Implementasi dari masing-masing sila Pancasila yaitu dengan membuat pendidikan sebagai medium meningkatkan ketaqwaan, kepedulian, persatuan, toleransi, dan keadilan. "Dari kelima sila Pancasila tadi, Saudara harus mengimplementasikan pendidikan di dalamnya, maka insyaAllah apa yang Saudara lakukan akan memberikan manfaat, baik hubungan dengan sesama manusia maupun kepada Allah, baik hubungan vertical maupun hubungan horizontal," paparnya.

Untuk membedah tema yang diangkat, hadir sebagai pemateri, Fery Maulana Putra M.Ed selaku Koordinator Pokja PPG Prajabatan, Prof Dr. Syafiq Mughni M.A selaku ketua PP Muhammadiyah, dan Prof. Dr. Trisakti Handayani, MM selaku Dekan sekaligus koordinator PPG Prajabatan. Mengawali paparan, Fery Maulana Putra membahas secara mendalam bagaimana PPG prajabatan menjadi solusi kebangsaan dalam tata kelola guru. Menurutnya, bangsa Indonesia dihadapkan pada situasi belum terpenuhinya SDM guru profesional. Proporsinya pun belum merata. Karenanya, PPG Prajabatan diharapkan akan menjadi jalan bagi permasalahan tersebut. 

Di sisi lain, menurut Prof. Dr. Trisakti Handayani, MM, era society 5.0 sebagai era yang berpusat pada manusia dan berbasis pada teknologi juga menuntut peningkatan kualitas SDM. Di sinilah guru profesional harus memainkan peran dalam mewujudkan generasi berkarakter Pancasila. 

"Guru harus beradaptasi dengan era society 5.0 dengan mengetahui perkembangan generasi Dimana terjadi transformasi peradapan manusia. Maka, diperlukan kecakapan abad 21 seperti creativity, critical thinking, communication, dan collaboration. Sehingga, guru bisa menjadi pribadi yang kreatif, mampu mengajar, mendidik, menginspirasi, dan menjadi teladan dalam rangka memastikan para peserta didik memiliki karakter yang mencerminkan nilai Pancasila," tuturnya.

Selanjutnya, Prof Dr. Syafiq Mughni M.A menegaskan bahwa di Indonesia kehidupan beragama dan bernegara sudah menyatau. Menjadi warga yang baik adalah menjadi orang yang religius. Tidak ada pertentangan yang menegasikannya. Dalam hal ini, peran dari guru sangatlah penting, khususnya dalam membantu para murid membangun karakter sebagai seorang yang relegius juga sebagai orang yang memiliki rasa nasionalisme. "Hal inilah yang menjadi penting untuk guru perhatikan agar karakter peserta didik yang berlandaskan Pancasila, sebagaimana falsafah negara Indonesia," ujar Syafiq.

Acara yang berlangsung sejak pukul 08.00 hingga 13.00 itu berlangsung meriah. Pasalnya, acara dihelat bersamaan dengan gelar karya inovatif dari 19 rombel mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 dan Gelombang 2 tahun 2023/2024. Karya yang dipamerkan merupakan produk dari mata kuliah proyek kepemimpinan pada semester 2 dan mata kuliah teori maupun praktik pada semester 1. Beragam karya yang itu misalnya, media pembelajaran, buku, lulur, produk batik ecoprint, karya daur ulang limbah, hingga olahan makanan beku.

Mata kuliah khusus projek kepemimpinan dalam pembelajarannya mewajibkan mahasiswa untuk melakukan kegiatan projek bekerjasama/berkolaborasi untuk menyelesaikan problematika yang trjadi di sekolah atau masyarakat. Dengan demikian selama dalam proses belajar mahasiswa menghasilkan karya-karya kreatif-inovatifnya. Menurut Wakil Dekan 1 FKIP UMM, praktik baik atau best practices yang diwujudkan dalam bentuk gelar karya pembelajaran inovatif  ini  merupakan wadah untuk belajar bersama asah, asih, asuh untuk saling menguatkan dalam mewujudkan lingkungan yang berkemajuan dalam menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyaraakat luas.  "Aksi nyata yang ditampilkan  pada gelar karya pembelajaran inovatif ini merupakan wujud riel bahwa keberadaan mahasiswa PPG FKIP UMM sanggup mengubah kehidupan menjadi bermakna untuk bangsa," kata Dr. Sugiarti, M.Si.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline