Lihat ke Halaman Asli

dilla rahma

Kompasianer

FKIP UMM Tambah 2 Guru Besar Baru, Ini Kata Menko PMK

Diperbarui: 29 Desember 2023   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doc. Humas FKIP UMM

Malang---Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menggelar sidang pengukuhan guru besar baru, Rabu (27/12/2023). Sebanyak dua orang dosen resmi menyandang jabatan akademik tertinggi, menyusul tiga lainnya yang dikukuhkan minggu lalu. Kedua guru besar tersebut yakni Prof. Dr. Joko Widodo, M.Si. dan Prof. Dr. Mohammad Syaifuddin, M.M. Rektor UMM, Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si. memimpin sidang yang digelar di Aula GKB IV Lantai 9 UMM. Kedua guru besar memiliki bidang kepakaran yang berbeda dan menyampaikan orasi ilmiah sesuai dengan bidang kepakaran masing-masing.

Prof. Dr. Joko Widodo, M.Si: Apresiasi Sastra Dan Penerapannya Dalam Kehidupan

Prof. Dr. Joko Widodo, M.Si yang membahas terkait apresiasi sastra dan penerapannya dalam kehidupan. Dia menegaskan bahwa peningkatan kualitas apresiasi terhadap karya sastra akan berdampak signifikan ;ada pencapaian literasi dan penerapannya dalam kehidupan. Ketepatan mengapresiasi berujung pada pencapaian membaca secara reading beyond in the line, dapat menyelamatkan ribuan orang dari tindakan negatif, tercela, pelanggaran peraturan, kehancuran masa depan bahkan jiwa.

"Pembaca didorong untuk mampu menangkap pesan-pesan yang disampaikan pengarang lewat karyanya. Kemudian menjadikannya inspirasi dan menuangkannya dalam tindakan nyata berupa  sistem yang bisa mencegah orang terjerumus dalam tindakan tercela. Aktivitas ini merupakan fungsi preventif," tegasnya.

Menurutnya, jika apresiasi dalam sastra diimplementasikan oleh orang-orang yang memiliki wewenang atau pengambil kebijakan, maka tentu bisa mencegah tidankan melanggar yang berakibat pada kerugian bagi diri sendiri dan masyarakat. Begitupun dengan peningkatan dalam aspek moral bagi masyarakat dan sebagai alat untuk mendidik. Dikaitkan dengan pesan dan muatannya, hampir secara keseluruhan karya sastra merupakan sarana-sarana etika.

"Dengan demikian, memahami karya sastra pada gilirannya merupakan pemahaman akan nasihat dan peraturan, larangan dan anjuran, kebenaran yang harus ditiru, jenis -jenis kajahatan yang harus ditolak, dan sebagainya," ungkap Joko.

Prof. Dr. Mohammad Syaifuddin, M.M: Tantangan Asesmen Kelas Yang Mencerdaskan

Selanjutnya, Prof. Dr. Mohammad Syaifuddin, M.M. meneliti mengenai 'Keterampilan Abad Ke-21: Tantangan Asesmen Kelas Yang Mencerdaskan". Perkembangan abad ke-21 telah membawa perubahan dan tantangan yang signifikan dalam masyarakat. Untuk menavigasi perubahan positif, individu perlu memperoleh dan mengembangkan seperangkat keterampilan yang dikenal sebagai keterampilan abad ke-21.

"Keterampilan ini mencakup berbagai bidang, termasuk pembelajaran dan inovasi, informasi dan teknologi, dan keterampilan hidup dan karir.  Keterampilan abad ke-21 sangat penting bagi individu untuk berkembang di dunia saat ini," jelasnya.

Dalam bidang pembelajaran dan inovasi, individu perlu memiliki kreativitas, berpikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan kemampuan untuk belajar bagaimana belajar. Mereka harus mampu berpikir di luar kotak, menghasilkan ide-ide inovatif, dan beradaptasi dengan situasi baru. Dalam hal keterampilan informasi dan teknologi, individu harus mahir dalam menggunakan teknologi dan media, serta dapat menganalisis dan mengevaluasi informasi secara efektif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline