Lihat ke Halaman Asli

dilla rahma

Kompasianer

PGSD UMM Kuatkan Kompetensi Dosen dalam Isu Gender Equality, Disability, & Social Inclution (GEDSI)

Diperbarui: 11 Maret 2023   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

peserta kegiatan workshop literasi (Dokpri)

Program studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, melalui kemitraan dengan INOVASI kembali melaksanakan rangkaian kegiatan workshop Overview Adaptasi Modul Literasi untuk Integrasi ke Dalam Matakuliah PGSD UMM ke-II pada tanggal 24-26 Februari 2023. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Rayz UMM selama 3 hari. Kegiatan workshop dibuka oleh Ibu Dr. Trisakti Handayani, MM selaku Dekan FKIP UMM. Hadir pula dalam kegiatan literasi ini tim INOVASI dari Jakarta yaitu Andika Dewantara, Muhammad Grasiori, Repeita Tambunan dan INOVASI Jawa Timur M.Adri Budi, Jupriantro, dan Hendro.

Dalam pengarahannya, Dekan FKIP UMM menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud komitmen dalam  mengembangkan pendidikan di Indonesia melalui program literasi. Realisasinya yaitu dengan mengintegrasikan literasi ke dalam perkuliahan. "Ketika literasi diberikan kepada mahasiswa sebagai calon guru SD maka dia terbiasa saat nantinya menjadi guru dan mengimplementasikan di sekolah dasar," tegas Trisakti.

Turut hadir pula M. Adri Budi S, M.P selaku Provincial Coordinator INOVASI Jawa Timur.  M. Adri Budi, dalam sambutannya memberikan apresiasi terhadap terlaksananya kegiatan ini. "Kami NOVASI Jawa Timur apresisi terus terhadap pimpinan dan semua unsur yang hadir kali ini dan kami juga bangga karena mendacity proses kegiatan perkuliahan, melihat performance dari bapak ibu sangat komitmen untuk melakukan kegiatan literasi ini," ujar Adri.

Andika Dewantara selaku perwakilan dari INOVASI Jakarta  menegaskan terkait program kemitraan antara INOVASI Jawa Timur berusaha untuk Adaptasi Modul Literasi Integrasi di Kurikulum PGSD jelas berbeda dengan modul literasi yang diperuntukkan bagi guru Sekolah Dasar. "Saya berharap ada karya atau produk di tingkat Perguruan Tinggi yang dihasilkan dari program ini yaitu berupa Modul Literasi Intergasi ke dalam Mata Kuliah PGSD, beserta RPS, dan Buku Pendamping yang ditampilkan di platform Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)," kata Andika. Sehingga, lanjut Anfika, calon guru yang dihasilkan nantinya lebih siaap saat mereka selesai dibidang akademiknya di PGSD UMM. Mahasiswa dapat menjadi calon guru yang betul-betul memahami literasi.

Di samping itu, dalam kegiatan tersebut juga menyinggung penguatan kompetensi dosen dalam isu Gender Equality, Disability, dan Social Inclution (GEDSI). "Kegiatan yang diadakan ini menghadirkan salah satu pemateri  dari INOVASI Pusat yaitu Ibu Repelita Tambunan selaku pemateri GEDSI" tutur Dr. Erna Yayuk, M.Pd selaku Koordinator Program Literasi. Tujuan kegiatan ini adalah memperkuat kompetensi Dosen PGSD FKIP UMM dalam kajian GEDSI  meningkatkan perspektif gender dan disabilitas bagi pengambil kebijakan dan pengelola Institusi, dan  meningkatkan penerimaan terhadap penyandang disabilitas dalam lingkungan belajar dan program institusi. "Dan yang tidak kalah penting adalah mengintegrasikan isu GEDSI dalam kebijakan dan program institusi.

Penyandang disabilitas merupakan salah satu bagian dari kelompok rentan lantaran masih dianggap sebagai penyandang masalah kesejahteraan social. Cara pandang masyarakat tersebut berimplikasi pada penempatan disabilitas sebagai kelompok rentan terhadap marginalisasi, diskriminasi dan pengecualian terutama di dalam dunia pendidikan, Selain hal tersebut, faktor lingkungan dan interaksi individu dengan lingkungan juga turut berkontribusi dalam melahirkan hambatan bagi disabilitas. Sehubungan dengan hal tersebut, PGSD FKIP UMM dalam program literasi mengadakan pelatihan Gender dan Sosial Inclusion (GEDSI) yang bertujuan untuk membantu institusi dalam menyusun kebijakan dan program kerja yang inklusi dengan mengintegrasikan GEDSI dalam perkuliahan.

Kemudian, Repelita Tambunan yang juga sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa ada 9 Indikator untuk Kampus yang Responsif Gender, diantaranya Kelembagaan PSGA, Profil gender, SK Rector tentang PUG di Perguruan Tinggi, Standar Mutu Pendiddikan yang Responsive Gender, Standar Mutu penelitian yang RG, Tata Kelola Perguruan Tinggi yang RG, peran serta sivitas akademika dalam perencanaan-evaluasi tindak lanjut Tri Darma PT-RG, Tidak ada tolerasi (zero toleransi) kekerasan terhadap perempuan dan laki-laki.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline