Lihat ke Halaman Asli

D.A. Dartono

Penggemar bacaan dan pegiat literasi.

Warga Non DKI Melirik Pilkada DKI 2012

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berikut adalah faktor-faktor yang membuat Pilkada DKI 2012 demikian menarik, menghibur, memeras perasaan, keringat dan simpati/antipati dari para warga non DKI.

1. Posisi DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia. Hal ini membuat para warga non DKI merasa memiliki kepentingan dengan salah satu atau beberapa calon gubernur. Ibu kota adalah gerbang utama sebuah rumah negara. Para pengunjung atau wisatawan asing yang memasuki Indonesia secara singkat atau ringkas sebelum memiliki wawasan tentang Indonesia secara luas pasti mereka melihat pertama kali dari ibukotanya. Lebih jauh lagi ibukota adalah pusat sebuah negara. Induk wilayah2 dalam negara. Sedikit banyak apa yang terjadi di ibukota mempengaruhi kota2 lain yang menjadi anak-anaknya.

2. Jakarta sebagai Indonesia mini dengan adanya para penduduk yang berasal dari berbagai suku bangsa/etnis, agama, golongan dan sebagainya dari berbagai wilayah di Indonesia. Sehingga ada keterikatan antara warga di berbagai propinsi dengan Jakarta baik yang mempunyai keluarga di Jakarta maupun yang tidak. Posisi Jakarta ini menjadi akan sangat kecil bila diperlakukan/dianggap/dipromosikan hanya sebagai 'daerah Betawi'

3. Khusus Pilkada 2012 ini memang sangat menarik dan merangsang komentar berbagai kalangan baik di dalam DKI Jakarta maupun di luar Jakarta. Sebabnya, 1. calon gubernur dan wakil gubernur berjumlah 6 pasang. Setiap pasang calon mewakili berbagai kalangan yang walaupun tidak secara komprehensif terkait secara emosional dengan penduduk di luar wilayah DKI namun terbukti menyedot perhatian warga non DKI; 2. Ikut sertanya pasangan independen (Faisal Basri-Biem Benyamin serta Hendarji-Patria) dan Ahok atau Basuki Tjahaya Purnama dari kalangan Tionghoa dan Kristen; 3. Ikut sertanya komentar tokoh2 nasional terkait Pilkada ini; 4. statemen-stateman bersifat SARA yang menimbulkan perasaan atau emosi tertentu bagi para warga Non DKI yang terus menerus memperhatikan jalannya proses Pilkada ini;

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline