Lihat ke Halaman Asli

D.A. Dartono

Penggemar bacaan dan pegiat literasi.

Teladan Muawiyah Menghadapi Penetrasi Asing

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika terjadi pertentangan pendapat, bahkan konflik yang mengarah kepada peperangan atau sudah terjadi peperangan yang berkecamuk, amat sedikit dari kalangan umat Islam dan negara-negara berpenduduk Muslim yang memalingkan mukanya kepada tali Allah yang diulurkan-Nya, yaitu Al-Qur’an dan sabda Nabi-Nya, Muhammad Rasulullah saw. Untuk membuktikan pernyataan ini, kita tidak akan berbicara dengan melayangkan pandangan terlalu jauh hingga ke masa ribuan tahun. Kita lihat dalam 100 tahun ini saja. Dan, kita melihat dua negeri saja, Indonesia dan Suriah. Indonesia dalam 50 tahun kebelakang dan Suriah dalam 10 tahun ini memiliki kesamaan corak konflik. Segi pertama ialah sikap terburu-buru melakukan perlawanan dan permusuhan terhadap pemerintahan yang dianggap ‘kurang Islami’. Segi kedua ialah kesediaan mencari dan menerima bantuan dari luar negeri, yaitu non Muslim, di bidang persenjataan dan bidang lainnya untuk melawan sesama Muslim, atau yang masih mengaku Muslim dan dalam beberapa level masih menjalankan syariat peribadahan Islam.

Bahasan pertama mengenai peringatan Nabi saw perihal agar tidak buru-buru mencap orang yang masih bersyahadat dan shalat sebagai kafir, menarik ketaatan dari seorang pemimpin dan haramnya melakukan bughat (pemberontakan terhadap pemerintahan) tidak kita soroti kali ini. Saat ini kita bahas satu saja dari antara sabda Nabi saw. Beliau saw pernah bersabda: “Sahabat-sahabatku bagaikan bintang-gemintang. Siapapun di antara mereka yang kalian ikuti, kalian akan mendapatkan petunjuk.” (Shahih Muslim, Fadhail ash-Shahabah dan Musnad Imam Ahmad)

Memang, bintang-bintang di langit berbeda-beda kualitas sinarnya. Berbeda-beda rangkaiannya. Berbeda-beda derajat kekuatannya dalam memberikan petunjuk kepada para musafat. Namun, setidaknya ada secercah sinar petunjuk yang dapat kita ambil. Dalam bahasan ini, dalam hal apakah keteladanan para sahabat yang hendak kita dalami? Keteladanan itu ialah semangat harga diri dan kehormatan untuk bersatu atas serangan dan penetrasi non Muslim terhadap umat Islam.

Di Indonesia dan di Suriah, begitu juga di banyak negeri Muslim, beberapa pertentangan pendapat terjadi berkaitan dengan agama dan juga suatu pertentangan jenis lainnya yang menciptakan jurang pemisah diantara orang-orang Islam. Di beberapa negara (contoh Suriah) dimana kelompok minoritas (Muslim sekuler dan Alawi) menjadi penguasa, keadaannya adalah demikian bahwa reaksi ekstrimjustru datang dari kelompok mayoritasMuslim lainnya sampai-sampai mereka menggunakan bom-bom penghancur. Ketika kelompok minoritas memperoleh kesempatan, mereka menyerang kelompok mayoritas. Atas nama perang melawan terorisme atau atas nama menghukum para pemberontak, pemerintah juga telah merenggut nyawa orang-orang yang tak berdosa sehingga menjadi korban sia-sia. Tanpa pikir panjang, mereka sedang membombardir dan menembaki, sehingga rumah-rumah pun dihancurkan. Ribuanpenduduknya baik laki-laki maupun perempuanmasuk ke dalam mulut kematian di negerinya sendiri. Tak ada yang membenarkan kezaliman pemerintah, namun, sulit juga membenarkan dan mendukung upaya melakukan permusuhan dan perlawanan terhadap pemerintahan – apa pun coraknya - dengan tanpa melihat dampak negatifnya. Dewasa ini, demikianlah yang tengah terjadi di Suriah.

Hal inilah juga yang menjadi sebab kenapa kekuatan-kekuatan anti Islam begitu leluasanya melakukan rancangan-rancangan mereka.Serangan Israel terhadap Palestina adalah karena pertentangan internal umat Islam dan tidak adanya persatuan diantara mereka. Tidak ada negara Islam yang nilai-nilai moralnya tidak diinjak-injak sebagai akibat pertentangan agama atau pertentangan politik. Tidak diperhitungkan (dianggap) bagaimana kisah-kisah menakutkan keaniayaan satu sama lain. Sebagai akibat dari perbuatan aniaya dengan menyerang satu sama lain, kita melihat dalam hal ini, kekuatan luar juga masuk ke dalam wilayah negeri-negeri Muslim menjalankan upaya-upaya kritis berbahaya.Harapan kita, semoga Allah menjadikan kaum Muslimin itu sadar dan bersatu.

Inti bahasan yang kita ingin rujuk ialah bila sesama Muslim berkonflik, lalu pihak asing non Muslim melakukan penetrasi, bagaimanakah sikap para sahabat Nabi saw? Di zaman ini, bukannya menolak penetrasi asing, malahan mengundang bantuan dan membeli persenjatangan asing. Kita seharusnya mengambil pelajaran dari para pendahulu kitabagaimana sejarah berkata berkaitan dengan hal itu. Tatkala satu kekuatan anti Islam yang adalah satu kekuatan besar, yakni kerajaan Romawi setelah memandang kekuatan Islam telah melemah karena adanya pertentangan antara Ali ra dan Muawiyahra, mereka pun berencana untuk menyerang.Ketika Muawiyah mengetahuinya, ia segera mengirimkan pesan kepada Raja itu, “Sebaiknya anda [Kaisar Romawi] tidak mengambil keuntungan dari perselisihan yang terjadi diantara kami dan seharusnya anda tidak berusaha menyerang orang-orang Islam. Misalkan terjadi penyerangan, makasaya akan menjadi Jenderal pertama yang akan berperang melawan andadi pihak Ali

Ibnu Katsir Dimasyqi, dalam karyanya al-Bidâyah wa al-Nihâyah (Yang Permulaan dan Yang Terakhir), merekam dengan baik peristiwa tersebut. Di buku ini memuat surat ancaman Muawiyah pada 37 H (657 Masehi) kepada Kaisar Konstantin II, putra Heraklius, penguasa Romawi yang saat itu menguasai Laut Tengah, sebagian Afrika Utara, sebagian Eropa dan wilayah Asia Minor, Turki sekarang, sebagai berikut: وَاللَّهِ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ وَتَرْجِعْ إِلَى بِلَادِكَ يَا لَعِينُ لَأَصْطَلِحَنَّ أَنَا وَابْنُ عَمِّي عَلَيْكَ وَلَأُخْرِجَنَّكَ مِنْ جَمِيعِ بِلَادِكَ، وَلَأُضَيِّقَنَّ عَلَيْكَ الْأَرْضَ بِمَا رَحُبَتْ. فَعِنْدَ ذَلِكَ خَافَ مَلِكُ الرُّومِ وَانْكَفَّ، وَبَعَثَ يَطْلُبُ الْهُدْنَةَ» “Wahai orang yang terlaknat! Demi Allah. Apabila engkau tidak meninggalkan cara berpikir seperti ini (memerangi kaum Muslimin) dan tidak kembali ke negeri kalian, aku akan bersatu dengan anak pamanku memerangimu dan mengusirmu dari seluruh negerimu serta mempersempit bumi bagimu. Kemudian setelah itu, kaisar Roma menjadi kecut hatinya lalu mengirimkan surat perjanjian gencatan senjata.

Muawiyah menyebut ‘anak pamanku’ terhadap Ali ra. Sebabnya, silsilah moyang Ali danMuawiyah melalui beberapa perantara berujung pada satu buyut. Karena itu, orang-orang Arab menggunakan sebutan ini. Nasab Imam Ali adalah sebagai berikut, Ali bin Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay. Abu Thalib ialah abang Abdullah bin Abdul Muthalib, ayah Nabi saw. Nasab Muawiyah, Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdus Syams bin Abdul Manaf.

Di rujukan lain, yaitu Tâj al-‘Arus min Jawâhir al-Qâmus karya Muhibuddin Sayid Muhammad Murtadha, Wasithi Zubaididisebutkan, «في حَدِيثِ مُعاوِيَةَ، و ذلِكَ أَنَّه لَمّا بَلَغَه خبرُ صاحِبِ الرُّومِ أَنَّه يُرِيدُ أَنْ يَغْزُوَ بلادَ الشّامِ أَيَّامَ فِتْنَةِ صِفِّينَ كَتَبَ إِليْهِ يَحْلِفُ باللَّه «لئِنْ تَمَّمْتَ على ما بَلَغَنِي من عَزْمِك لأُصالِحَنَّ صاحِبِي، و لأَكُونَنَّ مُقَدِّمَتَهُ إِليك، فلأَجْعَلَنّ القُسْطَنْطِينِيَّةَ البَخْراءَ حُمَمَةً سَوْداءَ، و لأَنْزِعَنَّكَ من المُلْكِ انْتِزاعَ الإِصْطَفْلِينَةِ، و لأَرُدَّنَّك إِرِّيساً من الأَرارِسَة تَرْعَى الدَّوَابِلَ» Ketika kabar bahwa penguasa Roma hendak berperang ke negeri Syam di masa fitnah perang Shiffin, dalam suratnya kepada Raja Romawi, Muawiyah menulis dengan bersumpah “Demi Allah! Apabila Anda tetap ingin menabuh genderang perang, maka aku akan berdamai dengan musuh bebuyutanku (Ali ra) dan sebagai imbalannya aku akan datang bersama bala tentaranya (Ali ra) dan Konstantinopel akan aku ratakan dengan tanah. Aku akan mencerabutmu dari tanah dan menjungkalkan singgasanamu serta menjadikanmu sebagai penggembala babi.”

Itulah reaksi tanggapan dari para sahabat kala itu yang kita harus menjadikannya rujukan. Sementara, kini segolongan umat Islam menggabungkan kekuatan dengan yang lain (non Muslim) dan merencanakan penyerangan terhadap pemerintahan Islam yang padahal sama-sama Muslim.Adakah diantara kita yang melihat Muawiyah?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline