Kumandang takbir mengantarkan mayat
13 anak -anak, 3 perempuan beserta 27 laki-laki di Gaza Palestina
Mereka manusia-manusia yang memiliki satu nyawa
Dihancurkan dengan satu juta bedil
dan percikan api yang ganas, panas
Mengeludah bangunan, tanah-tanah gersang, dan kepulan asap mengepul
Hitam pekat dan berkabut
Helaan napas cuma sampai batang leher
Dicekik keadaan mencekam
Orang-orang saling menikam
Tepat sasaran di depan bola mata
Mereka orang-orang tanpa alas kaki melangkah diatas
Jalanan raya yang berkawah
Tian-tiang berhamburan
Angin tak tahu arah
Saling berlari, bersembunyi dibalik tirani
Menarik dan berkumpul dengan perut kosong
Masjidil Aqsa menjadi taruhan kesekian tahunnya
Dengan kematian berjuta jiwa
Inikah kutukan "Nakba" yang abadi, Tuhan?
Kita mendengar berita perang begitu nyaring
Bulu kudukpun ikut merinding
Hati ingin mencakar
Berteriak mencari tiang keadilan
Ketaatan mereka jangan ditanya
Sajadah masih terbentang
Meskipun, diterpa debu dan darah
Mereka masih bersujud
Dikala deru mengelegar
Bagi mereka kematian adalah penantian
Lawan atau kawan
Tak ada artinya sekarang
Ambisi yang bergenetik zionis
Melahirkan manusia punya akal
Namun berwujud rasisme
Sudah tak bisa dimaafkan
Dunia Palestina
Berduka
Air mata tak lagi luka
Emosi mereka sudah ketara
Mirisnya, kedamaian masih melambaikan tangan
Di ujung jalan tanpa kejelasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H