Jambi- Juliana, seorang perempuan dari komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Desa Dwi Karya Bhakti, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo yang keluar dari komunitasnya demi Pendidikan dan menjadi sarjana di salah satu perguruan tinggi di Jambi.
Meski awalnya tidak didukung oleh keluarganya, tekad Juliana tetap bulat untuk melanjutkan sekolah ke pendidikan tinggi. Keinginananya untuk meneruskan pendidikan, sudah ia niatkan sejak duduk dibangku SMP. Cita- cita ini juga didukung oleh Pundi Sumatra yang merupakan lembaga perkumpulan untuk Kemandirian masyarakat sipil dan adat terpencil di Sumatra seperti Suku Anak Dalam ini.
"Pundi Sumatra yang membantu saya untuk memberi pemahaman kepada kedua orang tua saya, akhirnya kedua orang tua memberikan izin. Tapi tidak untuk komunitas yang lain," ujarnya. Cita- Cita Juliana untuk melanjutkan pendidikan, tidak disambut baik oleh komunitasnya.
Hingga saat ini, Juliana dan keluarganya sering mendapat cibiran yang tidak mengenakkan dari komunitasnya karena dianggap melanggar adat istiadat setempat. "Suku Anak Dalam perempuan kalau kuliah, pergi jauh dari komunitas itu melanggar adat, sering diomogin yang tidak baik gitu," jelas Juliana.
Meskipun demikian, faktor yang menguatkan tekadnya untuk melanjutkan pendidikan, yaitu karena Suku Anak Dalam banyak yang buta huruf dan hutan yang sudah mulai habis. "Saya tekadkan diri saya untuk pendidikan tinggi, agar saya bisa bekerja yang layak dan tidak bergantung dengan hutan lagi," ungkapnya.
Setelah lulus, Juliana akan kembali ke rumahnya dan menceritakan pengalamannya selama berkuliah di Jambi untuk memotivasi adik- adiknya agar semangat dalam menempuh pendidikan. "Saya mau ketika saya berhasil nanti, saya memberikan contoh kepada adik- adik saya," tambah anak kedua dari empat bersaudara ini.
Kini, Juliana telah lulus dari pendidikan S1-nya di Universitas Muhammadiyah Jambi dengan jurusan Kehutanan dan akan segera wisuda. Dengan semangatnya yang tinggi untuk pendidikan, serta kisah inspiratifnya, Juliana ditawarkan untuk melanjutkan pendidikan S2 dan mendapatkan beasiswa penuh dari kampusnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H