Lampunya redup tak bertuan
Sepanjang hari kutatap
Dua pintu jendela berbatas kawat
Tirai jendela kuning, itu tidak terawat
Rumput liar mulai berkelana dihalaman
Lumut tipis berakar di dinding
Daun kering bertebaran di pintu
Kosong, tanpa sentuhan
Wanita tua, pemilik rumah itu
Pergi menetap dilembah bukit
Dengan suami barunya
Badannya yang ringkih
Tak pantas untuk merangkak di tengah sawah
Langkah kaki yang getar berdiri di pembatang sawah mungil
Suara serak ditengah sawah kalah
Dengan suara burung yang mengicau
Hati siapa yang tak galah
Melihat wanita tua memilah
Kini, melunaklah dengan takdir
Tuhan, tak sekejam itu
Menetaplah kembali di rumahmu
Tak hanya ruangan kosong yang rindu
Tapi jiwa dan darah ini menggebu
Melihat wajah senyum
Dari jiwa dan ragamu