Lihat ke Halaman Asli

Dila AyuArioksa

Motto Lucidity and Courage

Rorotan dengan Seribu Pusara

Diperbarui: 9 Juli 2021   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Megapolitan.kompas.com

Rorotan dengan Seribu Pusara

Seribu jiwa telah berpulang
Mobil jenazah berdengung diambang musim panas
Tiga hektare tanah di Rorotan Cilingcing Jakarta Utara
Membuka diri menjadi kamar sepi
Inilah dekade upacara kremasi mayat tanpa doa-doa panjang

Belasungkawa di balik tiang-tiang pengasingan
Gundukan tanah merah,ikut meratapi manusia
Terlalu cepat mendekap erat di dalam tanah
peti-peti kayu tanpa seorang kawan
gemerlap lampu dunia hilang tenggelam
bak dawai-dawai intstrumen bisu  

sekali lagi kita berduka
kehilangan jiwa-jiwa tak terhingga
mereka masih berhutang pada dunia
anak-anak mereka masih kecil tak mengerti apa-apa
mereka kehilangan cucu-cucunya
senyum tawa lenyap di kasur empuk terakhir siang ini

tukang gali kubur dengan kedua tangganya mulai gemetaran
manusia mati berhamburan
ini wabah atau kutukan

detik-detik nafas yang tersengal 

digerogoti  virus
saturasi paru-paru memuncak
hingga tak bisa lagi bernapas
kematian
semakin dekat
keluarga tak bisa melihat
sedari sakit sudah menyendiri
diasingkan sebelum waktunya

Di rumah sakit kolaps, tak ada lagi tempat
Sesak, oleh desakan nafas terakhir
Semuanya meraung kesakitan
Tuhan, aku tak tahu ini rencana siapa?
Aku hanya merindukan orang-orang yang tak ku kenal
Mereka yang telah berpulang menjadi tamumu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline