Lihat ke Halaman Asli

Dila AyuArioksa

Motto Lucidity and Courage

Puisi | Kebayoran Menjadi Saksi

Diperbarui: 13 Februari 2020   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Kebayoran menjadi saksi


Aku dan mesti
Kuhirup udara berdebu pahit
Menahan kepiluan di bola mata dan menyesakkan gelora jiwa

Kusandarkan diri ini tanpa penghalang
Hanya angan yang kupegang selama ini
Aku, mesti bagaimana?
Angin kabarkan padanya kabar duka
Bahwa aku disini harus seperti apa

Air yang mengalir
Sampaikan pesan ku padanya
Bahwa aku tak pernah berjuang

Waktu yang kulalui
Kau harus membantuku
Untuk belajar menggelamkan rasa

Sekarang yang membekas hanya rasa kosong
Dalam buaian hidup yang kujalani
Berdiri di pijakan kaki sendiri
Tak perlu sandaran
Hingga akhirnya Tuhan memberi sosok yang pantas untukku

Aku tak sempurna
Namun ingin dimengerti
Bahwa aku tak pernah kuat selama ini

Di serpihan hati yang beku
Ku doakan kau bahagia bersama dia
Dia yang telah berjuang untukmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline