Lihat ke Halaman Asli

Dikson kardinal

Penulis cerita pendek. Guru Pendidikan Agama, dan Leaders of Love in Story.

Khotbah Kitab Mazmur 1:1-6 - Hidup Penuh Pilihan

Diperbarui: 24 Januari 2024   13:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Hidup Penuh Pilihan

(Mazmur 1: 1-6)

Dalam dunia saat ini, manusia diperhadapkan dengan perkembangan teknologi yang sangat canggih. Orang tidak lagi membaca berita melalui surat kabar, tetapi banyak informasi dan berita diperoleh dari internet. Setiap orang lebih memilih untuk mencari sesuatu dengan instan tanpa harus melewati proses yang panjang. Teknologi menjadi pengganti segala sesuatu hal yang bersifat lama dan sulit. Misalnya dalam mencari jawaban sebuah tugas, kita bisa langsung cari di geogle tanpa harus membaca buku. Apakah itu salah? Hal itu tidak salah jika kita pergunakan secara bijak. Kita perlu untuk melihat kembali apakah hal itu perlu kita lakukan. Sebagai orang percaya, kita perlu untuk melihat segala sesuatu yang kita lakukan sesuai dengan tujuannya dan juga bagaimana hal tersebut memberikan pengaruh terhadap hidup kita. 

Dalam perikop yang kita baca saat ini, pemazmur menjelaskan bagaimana mengenai orang yang benar dan orang yang fasik. Pada ayat 1-3 pemazmur menjelaskan secara mendalam jalan orang yang hidup benar. Ayat 1 pemazmur memulainya dengan kata "berbahagialah" yang dalam bahasa Ibrani yaitu (Asyrey) untuk menunjukkan kehidupan yang bahagia. Hidup bahagia merupakan impian setiap orang. untuk seseorang dapat hidup berbahagia, pemazmur memberikan jawaban dengan tiga aktivitas yang perlu kita hindari dari 3 kelompok orang yaitu berjalan menurut ajakan orang fasik, berdiri di jalan orang berdosa, dan duduk di kelompok pencemooh.

  • Tidak berjalan menurut ajakan orang fasik. Kata berjalan menunjukkan tentang sesuatu yang akan kita lakukan atau berkaitan dengan tingkah laku. Pemazmur mengingatkan supaya kita tidak melakukan sesuatu tindakan berdasarkan ajakan orang fasik. Istilah orang fasik dalam bahasa Ibrani adalah "resya'im". Bentuk kata kerja denominatif dari kata "resya'," yang berarti jahat atau kriminal. Dalam kitab bagian perjanjian lama kata ini digunakan sebanyak 33 kali. Kata "resya" menunjukkan sebuah perilaku negatif dari pikiran, perkataan dan perbuatan jahat. Orang fasik adalah orang yang bangga akan kesombongan dan kekerasan yang mereka lakukan. Mereka menganggap sebuah kesombongan sebagai kekayaan dan kekuasaan.[1] Oleh sebab itu, mereka akan merasa senang jika melakukan segala sesuatu yang bertentangan dengan hukum Allah. Orang fasik akan berusaha juga untuk membawa setiap orang benar melakukan tindakan yang bersifat menyimpang dari ajaran Allah. Itulah sebabnya pemazmur mengingatkan kita untuk tidak mendengarkan bahkan sampai melakukan apa yang dikatakan oleh orang fasik.
  • Tidak berdiri di jalan orang pendosa. Kata berdiri pada bagian ini dipahami sebagai sebuah makna suatu keberadaan seseorang sehingga dari kata ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai sebuah pola pikir atau paradigma yang dipegang seseorang. Jadi maksud dari bagian ini yaitu sebuah pola pikir seorang pendosa. Kata para pendosa dalam bahasa Ibrani yaitu "chata'im". Pendosa memiliki arti sebagai orang yang melakukan tindakan salah. Seorang pendosa bisa saja hidup percaya kepada Tuhan, tetapi belum tentu ia hidup mencerminkan kehidupan sebagai umat Allah. Mereka tidak bersedia hidup dalam tuntutan hukum Tuhan sehingga akan menghasilkan pribadi-pribadi yang tidak  berkarakter. Dosa yang dimaksudkan oleh pemazmur bukanlah dosa asal melainkan dosa yang dilakukan dengan sengaja. Mereka hanya mau mengikuti kata hati mereka dan hidup berdasarkan keinginan dunia. Sebagai umat Allah kita tidak boleh hidup seperti para pendosa yang tidak mau di tuntun oleh Tuhan melalui kebenaran Alkitab. Kita harus terus memegang integritas kita dalam sebagai umat Allah yaitu hidup berdasarkan apa yang Allah katakan dalam Alkitab. Jika kita tidak memegang hukum Allah dalam hidup, maka kita akan masuk ke dalam kelompok para pendosa yang hanya mau hidup berdasarkan keinginan sendiri. Maka pemazmur melalui bagian ini mengingatkan kita untuk tidak hidup seperti para pendosa yang hanya percaya namun tidak hidup dalam menjalankan hukum Allah.
  • Tidak duduk di kumpulan pencemooh. Amsal menjelaskan tentang pencemooh yaitu orang yang membenci teguran (15:12), menolak hikmat dan pengetahuan (14:6). Keberadaan orang-orang pencemooh akan menimbulkan keributan, kegaduhan, dan perselisihan sehingga mendatangkan  ketidakharmonisan di lingkungan sekitarnya. Seorang pencemooh akan membawa pengaruh yang buruk bagi lingkungannya termasuk orang di sekitarnya. Oleh sebab itu pemazmur memerintahkan kita supaya menjauhi kumpulan para pencemooh. Jika kita hidup dalam kumpulan para pencemooh, sangat sulit bagi kita untuk menjauhi mereka karena mereka akan terus berusaha membawa kita semakin jauh dari Tuhan. Itulah sebabnya kitab Amsal mengatakan bahwa Allah akan menghukum para pencemooh.

 

Dari 3 tindakan yang harus dihindari pemazmur melanjutkan dengan berbahagialah orang yang kesukaannya ialah hukum Taurat dan merenungkannya siang dan malam. Kata kesukaan merupakan gambaran mengenai seseorang yang mencintai. Contohnya, ketika seseorang mengidolakan artis, maka ia akan mencoba untuk terus berusaha untuk tahu segalanya tentang idolanya tersebut.  Di mana  ia lahir, hobinya, makanan kesukaan dan lain sebagainya dengan cara apa pun. Begitu juga harapan yang ingin pemazmur sampaikan pada bagian ini yaitu bagaimana orang benar harus menyukai firman Tuhan. Pemazmur juga menambahkan bahwa bukan hanya berhenti menyukainya dan membacanya setiap hari, tetapi juga harus merenungkannya siang dan malam. Artinya bahwa dalam segala keadaan yang kita lakukan harus berdasarkan kebenaran Alkitab.

Orang yang menyukai firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam akan melakukan menghasilkan buah. Segala yang kita lakukan akan memberikan pengaruh  bagi kehidupan diri kita secara pribadi. Orang yang hidup bergaul dengan Tuhan akan memperoleh kepuasan sejati yang artinya tidak akan pudar. Tuhan akan memakai mereka yang hidup benar untuk memberkati orang yang lainnya, sehingga hidup mereka akan menjadi berguna bagi sesama. Tuhan tidak akan membiarkan setiap orang yang berpegang teguh kepada-Nya hidup dalam kesengsaraan, melainkan akan hidup dalam kebahagian.  Berbeda dengan orang fasik, mereka akan seperti sekam yang mudah ditiup angin dan terbang. Mereka tidak akan menghasilkan kepuasan sejati dalam hidup mereka sebab mereka tidak berpegang pada Firman Tuhan. Mereka akan menerima segala konsekuensi dari yang mereka lakukan.  Kehidupan orang fasik tidak berkenan di hadapan Allah sehingga mereka akan menerima hukuman.

Tuhan mengetahui setiap jalan yang kita ikuti sehingga segala sesuatunya tidak ada yang tersembunyi bagi Dia. Oleh sebab itu, Jalan manakah yang akan kita pilih? Apakah kita sudah hidup benar dan bahagia bersama dengan Tuhan atau masih hidup dalam kehidupan orang fasik yang akan menerima hukuman? Pilihan ada di tangan masing-masing pribadi. Pilihan kita untuk sesuatu hal adalah tanggung jawab kita sendiri. Pemazmur telah memberikan kepada kita penjelasan yang sangat baik mengenai hal yang Tuhan inginkan, tetapi keputusan kembali kepada pribadi kita. Tuhan tidak memaksakan kita untuk memilih mengikuti-Nya. lengkapilah dirimu dengan Firman untuk menjalani kehidupan yang kudus, dan jadikanlah dirimu sebagai alat Tuhan dalam memberkati orang lain. Amin!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline