Lihat ke Halaman Asli

Faktor-faktor Pentingnya Revitalisasi Halte di Indonesia

Diperbarui: 30 Maret 2023   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

Ketika kita mendengar kata sarana dan prasarana tentunya kita juga sering mendengar tentang revitalisasi. Apasih revitalisasi itu? Revitalisasi adalah upaya, cara, dan proses untuk menghidupkan kembali suatu hal menjadi lebih berdaya atau berguna. Pemerintah Republik Indonesia sering melakukan revitalisasi untuk setiap sarana dan prasarana nya dengan tujuan agar suatu sarana dan prasarana tersebut bisa ditingkatkan atau digunakan kembali. Revitalisasi ini dilakukan bisa jadi karena berbagai alasan. Yang pertama adalah program revitalisasi ini merupakan salah satu bagian dari program pemerintah. Yang kedua adalah karena laporan dari masyarakat yang terkadang merasa tidak puas terhadap fasilitas yang diberikan karena pada dasarnya masyarakat Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan sarana dan prasarana yang layak. Hal tersebut juga bisa dilaksanakan atas dasar kritik atau masukan dari masyarakat kepada pemerintah, namun terkadang pemerintah yang anti kritik selalu memberikan respon yang tidak diinginkan seperti tidak menggubrisnya.

Di wilayah Kota Bandung, terdapat banyak sekali sarana dan prasarana yang disediakan untuk menunjang segala kegiatan masyarakatnya. Seperti halte bis Damri, kursi pinggir jalan, sepeda, mushola, arena bermain dan masih banyak lagi. Tentunya hal tersebut didasarkan atas dua hal, keinginan pemerintah untuk memuaskan kebutuhan masyarakatnya dan permintaan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Namun terkadang semua fasilitas yang diberikan itu tidak dapat dimanfaatkan dan dikelola dengan baik. Contoh kasus nya adalah taman bermain, seperti namanya tentunya taman ini diperuntukkan bagi anak-anak atau mungkin remaja yang ingin menghabiskan waktunya dengan bermain. Di taman ini tentunya selain terdapat kumpulan tanaman dan pohon tersedia juga ayunan, jungkat jungkit, perosotan, area sepeda dan separu roda dan lain sebagainya.

Terkadang taman ini menjadi sarana bagi para gelandangan dan anggota jalanan yang biasa disebut punk untuk tempat berkumpul dan beristirahat mereka, tentunya hal ini bisa disebut disfungsi atau kehilangan fungsi normalnya. Para gelandangan tersebut bisa memasuki area tersebut dikarenakan kurangnya sistem keamanan yang ditetapkan. Selain itu kurangnya sistem kemanan menimbulkan permasalahan lain yaitu vandalisme seperti merusak fasilitas umum, mencorat coret dinding, merusak karya seni dan lain lain. Selain hal hal yang berhubungan dengan sosial tadi, ada hal lain yang terjadi dikarenakan kurangnya pengawasan dan pengelolaan yaitu masalah perawatan lingkungan dan tanaman yang kurang baik. Contoh kasusnya adalah sampah yang berserakan dimana mana yang membuat tampilan suatu tempat menjadi buruk dan tanaman yang terkesan tidak terurus karena layu atau kering. Semua fasilitas sangat memerlukan perhatian ekstra dari pengelolanya dan masyarakat sebagai penikmatnya harus memiliki kesadaran tinggi agar dapat memanfaatkan semua fasilitas yang telah disediakan tersebut.

Di Bandung pula terkenal dengan bis Damri nya yang dapat dijumpai di jalan jalan protokol nya. Bis Damri sendiri sudah ada sejak dulu dan pengelolaannya selalu berubah setiap bergantinya pemimpin dalam hal ini adalah walikota. Kini Damri dikelola langsung oleh pemerintah melalui kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN. Jika kita berbicara soal bus tentunya tidak lengkap rasanya jika kita tidak membahas soal fasilitas haltenya. Halte yang tersedia di Bandung pada dasarnya sudah banyak namun pengelola yang buruk membuat hanya beberapa halte saja yang beroperasi dan terlihat menarik. Tidak jarang kita menemukan halte yang sudah rusak karena faktor manusia seperti pengrusakan, sampah, disfungsi maupun karena faktor alam seperti cuaca. Halte yang rusak tersebut tentunya membuat masyarakat enggan menggunakannya dan masyarakat tidak ada pilihan lain selain menghiraukannya atau memutuskan bertindak dengan cara melaporkan hal tersebut kepada pemerintah. Masyarakat yang sangat bergantung kepada transportasi umum tentunya akan sangat membutuhkan fasilitas halte ini, jadi pemerintah harus segera bertindak ketika mendapat laporan tentang halte yang dirasa kurang layak digunakan.

Solusi utama adalah dengan melakukan revitalisasi halte. Revitalisasi halte ini tentunya membutuhkan biaya dan tenaga yang tidak sedikit, tetapi jika kita mengesampingkan hasilnya maka upaya pemerintah untuk mencoba memperbaiki halte itu layak mendapatkan apresiasi karena mendengarkan apa keluhan masyarakatnya. Revitalisasi halte ini meliputi hal seperti ruang tunggu yang lebih memadai, kursi yang nyaman, area yang bersih dan wangi, keamanan yang terjamin dengan satpam atau kamera pengawas, kelengkapan informasi yang disediakan di halte seperti rute dan jam operasional, dan lain sebagainya. Hal hal tersebut menjadi poin penting dalam revitalisasi halte ini, hal lainnya adalah desain eksterior dan interior halte yang menarik.

Ruang tunggu yang lebih memadai adalah ruang tunggu yang memberikan kenyamanan bagi penggunanya, seperti atap yang dapat digunakan untuk tempat berteduh, kursi yang nyaman dan tidak reyot, ruangan yang tidak terlalu padat dan sempit, serta kursi yang cukup untuk menampung setiap penumpang yang menunggu. Kursi yang ditemukan di halte pada dasarnya adalah kursi biasa namun yang harus diperhatikan adalah segi kenyamanannya seperti jarak antar kursi dan kualitas kursi yang tahan lama. Area yang bersih dan wangi menjadi hal yang krusial, karena kita sebagai penumpang yang sedang menunggu kedatangan bis tentunya tidak ingin menunggu di area yang kotor penuh dengan sampah atau kotoran lainnya dan bau yang diakibatkan karena ketidak bersih an area tersebut. Keamanan halte adalah hal yang penting karena kita selalu mendapatkan dan menemukan berita atau kabar di internet mengenai korban pelecehan seksual di halte atau tempat umum lainnya. Hal itu menjadi keresahan apalagi bagi para wanita dan anak anak yang menggunakan fasilitas umum dari pemerintah, maka sektor keamanan harus menjadi perhatian serius agar tidak terjadi peristiwa yang tidak diinginkan.

Pemasangan kamera pengawas bisa menjadi langkah awal yang digunakan, mungkin hal ini tidak akan langsung mengatasi masalah yang ada namun akan sangat membantu jika memang terjadi peristiwa yang tidak diinginkan tersebut. Rekamannya bisa dijadikan bukti tiap tindakan kejahatan dan bisa digunakan untuk mengetahui dan melacak keberadaan pelaku jika memang pelaku bisa melarikan diri. Selain kamera pengawas, penempatan satpam di fasilitas umum sebagai penyedia keamanan tentunya adalah solusi berikutnya. Selain akan memberikan kesan aman bagi masyarakat yang menggunakan fasilitas tersebut, hal ini menjadi solusi bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan. Jika terjadi tindakan kejahatan di halte, maka satpam lah yang akan bertindak lebih awal sehelum akhirnya akan diserahkan kepada pihak yang berwajib yaitu polisi. Ketersediaan informasi di halte juga adalah hal penting apalagi bagi mereka yang selalu kebingungan mengenai rute dan jam operasional. Seseorang tidak mengetahui rute bisa karena orang tersebut berasal dari daerah berbeda atau memang rute terkadang berubah ubah. Dari segi teknologi, selain kamera pengawas tadi alangkah baiknya jika pemerintah menyediakan pelayanan pengisian daya atau charging telpon genggam dan WiFi. Hal ini tentunya akan membuat penumpang nyaman selagi menunggu bis yang belum datang.

Hal hal tersebut tentunya tidak akan langsung menyelesaikan masalah atau bahkan dapat menimbulkan masalah lain. Hal yang pasti adalah bahwa revitalisasi memerlukan banyak anggaran untuk dapat mewujudkan halte yang sempurna bagi penggunanya. Karena memerlukan biaya yang tidak sedikit, pasti pemerintah akan mempertimbangkan untuk memanfaatkan anggaran kepada hal lain yang dirasa lebih penting atau bisa saja halte mendapatkan revitalisasi tapi tidak dengan anggaran penuh sehingga beberapa hal penting yang tadi disebutkan masih belum terlaksana. Masalah lain yang dapat timbul adalah disfungsi kembali. Halte yang sudah bagus dan baru akan membuat orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan hal bodoh seperti vandalisme, sekalipun mungkin halte dijaga oleh satpam tapi tetap saja tidak menutup kemungkinan orang orang tersebut akan tetap datang untuk merusak. Para gelandangan yang tidak memiliki rumah pun tentunya akan memilih halte yang baru ini untuk jadi tempat beristirahat mereka dan ini akan membuat para pengguna halte tidak merasa nyaman. Akan sangat miris tentunya jika mengingat bahwa alasan halte direvitalisasi karena pengrusakan tapi halte yang baru malah dirusak lagi oleh oknum oknum tidak bertanggung jawab.

Kesadaran tiap orang memang harus ditingkatkan. Selain hal hal yang baru saja disebutkan, fasilitas charging dan WiFi yang tersedia akan mendatangkan orang orang tidak berkepentingan. Contohnya remaja yang datang ke halte tidak untuk menggunakan jasa bis tapi hanya untuk menikmati WiFi, hal ini tentunya membuat halte jadi lebih sempit dan mengganggu pengguna lainnya yang memang ingin menggunakan bis. Selain itu, pengelolaan sampah akan sangat berguna bagi halte. Perlu disediakan tempat atau wadah sampah untuk menampung sampah yang dibuang penumpang agar tidak berserakan dan membuat halte kotor dan bau. Peran satpam juga sangat membantu untuk menegur mereka yang membuang sampahnya sembarangan karena terkadang masyarakat akan tetap membuang sampahnya dimana saja sekalipun sudah jelas bahwa di tempat tersebut disediakan tempat sampah.

Desain dari halte akan menarik para penumpang untuk mengunjunginya. Banyak sekali penumpang yang masih saja menunggu dan menaiki kendaraan umum di sembarang tempat padahal halte sudah disediakan. Ini bisa terjadi karena halte yang tidak nyaman dan tidak kelihatan menarik. Desain yang menarik tentunya membutuhkan jasa orang lain seperti arsitek dan itu akan membuat revitalisasi membutuhkan uang lebih, tapi hal tersebut bisa dikatakan sepadan karena halte yang desainnya menarik bahkan ikonik dapat menjadi ciri khas baru dari daerah tersebut dan orang orang akan lebih memilih untuk menggunakan halte ketimbang di pinggir jalan. Intinya program revitalisasi sangat amat diperlukan untuk halte, mengingat masih banyak halte yang bisa dikatakan sudah tidak layak digunakan karena berbagai faktor yang sudah disebutkan sebelumnya. Mungkin program revitalisasi akan membutuhkan anggaran yang tidak sedikit namun hasilnya akan sepadan apalagi jika memang dana yang diberikan dipergunakan sebaik baiknya dalam artian tidak disalah gunakan atau korupsi. Banyak faktor yang diuntungkan dari program revitalisasi ini, dari mulai sosial, budaya, bahkan teknologi. Namun semuanya bukan tergantung pemerintah, masyarakat juga perlu ambil bagian dalam rangka menjaga dan memelihara halte tersebut dengan tidak merusaknya, tidak membuang sampah sembarangan di area sekitarnya, tidak menggunakan WiFi seenaknya, dan paling penting melawan segala bentuk tindak kejahatan yang terjadi kepada siapapun di fasilitas umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline