Lihat ke Halaman Asli

Diki Zakaria

Penulis Pemula yang masih belajar

Memperingati Hari Kartini, Ketua BEM UNSIL: Kekerasan Seksual di Kampus Semakin Mengerikan

Diperbarui: 26 April 2021   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksi Solidaritas Mahasiswa Universitas SIliwangi di Depan Gerbang Utama (Dok. DIKI ZAKARIA)

Tasikmalaya -- Dalam rangka memperingati Hari Kartini puluhan mahasiswa Universitas Siliwangi (UNSIL) dari berbagai jurusan dan fakultas menyelenggarakan aksi solidaritas untuk melawan kekerasan seksual. Sabtu (24/4).

Sudah tidak menjadi isu baru, bahwa kekerasan seksual beberapa tahun belakangan ini marak terjadi justru di lembaga pendidikan. Yakni salah satunya di Perguruan Tinggi, yang notabene merupakan lembaga pendidikan ilmiah paling dihormati dengan berbagai kapasitas keilmuan di dalamnya.
Aksi ini diinisiasi oleh beberapa Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) yang ada di bawah naungan UNSIL. Salah satunya adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNSIL yang merupakan instansi ORMAWA Eksekutif berkedudukan menjadi Organisasi Eksekutor di ranah kampus.

Dok. DIKI ZAKARIA


Ketua BEM UNSIL, Gilang Gustiawan selaku Peserta yang ikut terlibat dalam aksi ini membacakan deklarasi dihadapan masyarakat. Tepatnya di depan gerbang Utama UNSIL, beliau bersama mahasiswa lainnya ikut dalam menyukseskan aksi ini agar masyarakat mulai sadar akan bahayanya  kekerasan seksual di manapun itu terjadi termasuk di lembaga pendidikan sekalipun.


"Kami, Mahasiswa Universitas SIliwangi menyatakan siap menentang apapun tindakan yang mengarah pada kekerasan seksual yang semakin mengerikan..." Ucap Gilang.

Gilang pun selaku mahasiswa yang ikut memimpin massa dalam aksi ini banyak hal yang di sampaikan, terutama kasus kekerasan seksual yang terjadi di kampus Universitas Gajah Mada  (UGM) Yogyakarta yang berakhir damai dengan dalih sang korbang sudah memaafkan.
"Kami juga sangat mengecam keras kekerasan seksual yang terjadi pada saaat KKN UGM, tidak ada tindakan yang tegas dari pihak Rektorat selaku pengambil kebijakan yang justru menyudutkan korban agar mau berdamai, yang justru makin mencederai instansi pendidikan kita demi menjaga nama baik kamu..." Demikian deklarasi yang di bacakan Presiden Mahasiswa (Presma) UNSIL ini.


Menurut salah satu peserta aksi, kasus ini menjadi raport merah bagi dunia pendidian kita. Selama ini kita terlalu sibuk mengurus kurikulum namun lupa bahwa keselamatan pelajar dalam hal ini termasuk mahasiswa sangat lah penting.
"Semua pihak harus terlibat dalam penyelesaian masalah ini, termasuk pemerintah selaku instansi yang harus ikut bertanggung jawab karena tak kunjung menyegerakan pengesahan RUU PKS yang sangat penting keberadaanya di tengah kekacauan seperti ini " komentar salah satu mahasiswa yang ikut dalam aksi solidaritas ini.

Aksi ini pun ditutup dengan damai dan seluruh peserta aksi membubarkan diri menjelang waktu magrib tiba ditengah kemacetan lalu lintas gerbang utama UNSIL.

Pewarta : DIKI ZAKARIA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline