Lihat ke Halaman Asli

Diki Wahyudi

Pujangga Lapuk

Sekuncup Rindu

Diperbarui: 2 Juni 2021   06:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku Seduh seutas kertas beraromakan tinta pena kerinduan di tiap pagiku

Sembari Kutelan butiran-butiran partikel kepiluan

                                       Dan di tiap malamku kutirahkan rasa ini di atas keegoisan hati

Hati ini picik dan Tuhan tahu itu

Merinduimu membuatku hilang kesadaran secara perlahan

Dan apakah Engkau tau?

Aku menikmati setiap detik proses kegilaanku

Sesorot tatapanmu itu Mahal dan kusadari itu sejak memulai kegilaan ini

Hati ini sering menggila meminta pada Sang Kuasa

Padahal Rindu ini hanya sekuncup tapi sungguh aku tak sanggup

Kata darimu sederhana namun berati bagiku "jangan  Mengeluh" ujarmu

Karena saat batin terdampar dipulau keterpurukan berpantaikan butiran pasir kelemahan

Mengeluh hanya menjadi lambang kedholiman




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline