Lihat ke Halaman Asli

Diki Umbara

Menulis dan Merayakan

Rahasia Es Krim Mon Mon, Ternyata Ada di Sini!

Diperbarui: 31 Januari 2021   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

es krim dok: bisnis.com

"Terima kasih telah menghubungi Monika Dewi. Silakan beri tahu apa yang dapat kami bantu." demikian whatsapp saya dibalas Monika Dewi, pemilik usaha Mon Mon Kitchen. 

Ya tentu saja itu adalah jawaban otomastis dari WA yang merupakan salah satu fitur yang tersedia di akun whatsapp bisnis. Namun beberapa saat kemudian si empunya WA pun menjawab. Obrolan ringan perihal perjalanan usahanya  pun terjadi. Dan inilah kisah panjang es krim Mon Mon yang rahasianya berhasil penulis ungkap.

Siapa yang tidak menyukai es krim, jika kita tanya pada 10 orang bisa jadi 8 dari 10 orang akan menyukai makanan segar ini. Dialnsir kompas.com keberadaan es krim sudah ada sejak 200 sebelum masehi di China. Ketika itu es yang disajikan diambil dari salju dari pegunungan dan dihidangkan bersama buah-buahan dan madu.  Es krim berevolusi dari es rasa yang populer di kalangan bangsawan Romawi pada abad ke-4 sebelum masehi.

Dan kini dengan begitu banyak variannya, es krim bisa dinikmati siapa saja, kita bisa dapatkan di toko, mini market, atau gerai khusus es krim. Bermula 8 tahun silam, selepas Monika resign dari suatu pekerjaan ia mulai mencoba membuat es krim. Anaknya yang memang doyan es krim menjadikan sang ibu untuk mencoba membuat es krim sendiri. Bermodal otodidak, beberapa kali percobaan kerap gagal. Hingga suatu waktu ia menemukan group Facebook yang mengkhususkan membahas es krim. Dari sanalah ibu dua anak ini belajar dan akhirnya bisa membuat es krim, yang kemudian menjadi usahanya.

es krim mon mon - dok pribadi

Lalu apa sih rahasia Es Krim Mon Mon sehingga berbeda dengan es krim lainnya? Monika pun menuturkan caranya. Namun sebelum ke rahasia utama, berikut penuturan Monika tentang bagaimana proses es krim rasa duren ia produksi. 
  1. Susu, maizena, buah duren gula,susu kental manis semuanya diaduk jadi satu dijadikan semacam bubur atau vla.
  2. Setelah adonan atau vla itu dingin lalu masukan ke dalam freezer
  3. Vla yang setengah beku keluarkan di mixer 
  4. Campur whip cream yang bubuk
  5. Aduk dengan mixer hingga mengembang
  6. Masukan kembali ke dalam mixer selama 1 hingga 2 jam
  7. Keluarkan lalu mixer lagi hingga lembut dan mengembang
  8. Cetak ke dalam box atau cup
  9. Lalu buatlah hingga beku, dan es krim siap dipasarkan

Pada dasaranya cara pengolahan es krim yang Monika lakukan ini mirip juga dengan orang lain membuat es krim serupa. hanya saja Monika punya rahasia tadi. Yakni ia hanya menggunakan gula asli bukan biang gula, karena itulah walaupun es krimnya dimakan banyak tidak meembuat batuk. 

Satu rahasia lagi, Monika menjadikan anaknya sebagai "percobaan".  Ia sadar betul jika  konsumen es krimnya adalah anak-anak, karena itulah ia selalu meminta anaknya untuk mencoba kreasi eskrimnya pada anaknya sendiri. Jika anaknya suka, maka es krim tersebut akhirnya ia produksi untuk kemudian dipasarkan.

Di dunia makanan ada profesi namanya food tester alias pencicip makanan. Ini adalah profesi yang menggiurkan, selain akan mencicipi makanan ia juga biasanya digaji besar. Nah, Monika ini cukup cerdik . Ia "memperkerjakan" anaknya sebagai food tester. Dan lidah anaknya ini tentu mewakili ratusan atau mungkin ribuan anak sebagai konsumen es krimnya itu.

Monika Dewi - dok pribadi

Beberapa tahun silam berkat perkenalan dengan Tintin Rustiani seorang penyuluh koperasi di Cianjur Monika mendapat hibah dari Kementerian Koperasi. Dan Monika pun terus mengupgrade diri dengan ikut berbagai pelatihan. Salah satunya WUP atau Wira Usaha Pemula di Bandung, Jawa Barat.

Usaha Monika melalui MonMon Kitchen ini makin berkembang. Omsetnya pun bisa mencapai 9jt-an per bulan.  Naik turun usaha pun dialami Monika, hingga musibah pun tiba. Monika terkena stroke ringan yang ia dera dari 2018 hingga pertengahan 2020.  

Usaha es krim akhirnya ditangani sang suami. Tapi ternyata garis tangan memang berbeda, kualitas es krim suaminya tidak seenak  dirinya. Hingga akhirnya Monika bisa memulai kembali usaha es krimnya ini. Namun, tak lama kemudian covid 19 pun mendera negeri ini. Omset tentu saja menurun drastis, walau demikian ia dan suami terus berupaya termasuk berinovasi menciptakan varian produk lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline