Tahap menentukan dalam Pilpres dan Pileg 2019 memang telah usai. Masyarakat sudah tahu partai mana saja yang menjadi pemenang dan ke mana partai peserta pemilu ini berkubu. Di antara semua partai yang menarik perhatian yakni Partai Demokrat. Apa pasal?
Sedari awal sebelum pileg dan pilpres, partai yang dipimpin oleh SBY ini sebetulnya sudah memperlihatkan arah dukungan yang dianggap setengah hati. Sikap ini dinilai banyak orang sebagai upaya mencari aman. Merapat ke kubu Prabowo akan tetapi di ujung "perjuangan" merangkulkan diri dengan Jokowi.
Agar ada alasan bisa bergabung dengan Joko Widodo maka partai ini mesti ada alasan untuk lepas dari Koalisi Adil Makmur yang digagas Prabowo.
Dilansir detik.com Sebelumnya diberitakan, Andi Arief bercuit soal 'setan gundul' yang muncul di tengah perjalanan perjuangan Koalisi Indonesia Adil Makmur pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Andi mengatakan 'setan gundul' itu memberikan masukan kepada Prabowo yang menurut dia sesat.
Andi mengatakan Partai Demokrat hanya ingin melanjutkan koalisi dengan partai-partai politik pengusung Prabowo-Sandi, yakni Gerindra, PAN, PKS, dan Berkarya, serta rakyat, bukan 'setan gundul'. Jika si 'setan gundul' masih hadir, Andi mengancam Demokrat bakal memilih jalan sendiri.
"Jika Pak Prabowo lebih memilih mensubordinasikan koalisi dengan kelompok setan gundul, Partai Demokrat akan memilih jalan sendiri yang tidak khianati rakyat," kata Andi dalam Twitter resminya, Senin (6/5). Cuitan Andi ini dibagikannya kepada sejumlah wartawan.
Soal setan gundul yang disebut mempengaruhi Prabowo ini disampaikan oleh Andi Arief. Saleh menilai apa yang disampaikan Andi Arief tak sejalan dengan semangat Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) PD, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang ingin meredakan tensi politik pascapilpres 2019.
Begitulah Partai Demokrat, ia memang pandai "berstrategi" untuk tetap menanng baik di legislatif maupun di pemerintahan yang berkuasa kelak. Sesungguhnya ini manuver lama yang dilakukan di waktu yang berbeda. Lantas mengapa Demokrat tidak merapat pada kubu Jokowi sedari awal? Kalkulasi partai ini nampaknya memang menilai seolah berkubu dengan Koalisi Adil Makmur lebih menguntungkan untuk meraih konstituen jauh lebih banyak atau setidaknya mempertahankan pemilih lama agar tetap setia.
Sumber: detik.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H