Lihat ke Halaman Asli

Stasiun Jakarta Kota

Diperbarui: 9 Desember 2018   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tibalah kita pada stasiun Jakarta-Kota, petang itu
Yang peluitnya melengking memanggil mimpi
Yang diminta mencari mimpi pada rentetan gerbong sebelum berjubal orang-orang
"Masinis segera menarik kereta. Tentunya dengan mesin-mesin yang tertanam di badan kereta itu." terkamu. jawabanmu tepat.
Dan kita kehilangan tempat. Dan kita melakukan perjalanan sendiri-sendiri
Deras hujan petang itu semestinya menyembunyikan air mata
Tapi "air mata ini seperti menandingi air hujan, menjadi lautan di hatiku." kataku dalam hati
Lalu kamu mencium tanganku, setelah uang 20. 000 kau keluarkan dari ranselmu; untukku
Tiap rintik air hujan. Wajahmu menjelma lautan rindu.

Ciledug, 3 Desember 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline