Lihat ke Halaman Asli

Berselimut Kafan Dini Hari

Diperbarui: 14 November 2017   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepotong senja bergelantung di langit kamar
Serimba duka jadi lautan di atas tempat tidur
Seikat cinta, kasih dan sayang layu lalu kering
Air mata menetes pada kaku tubuh yang terbaring

Kau masih terbaring di sebuah kamar yang kutempati
Yang tersekat dalam napas dunia yang berbeda
Angin dingin yang berhembus membawa kenangan
Masih tersisa di antara malam dan pagi

Mungkin ada rindu yang mengetuk waktu
Seseorang yang pernah melahirkanku
Penuh perjuangan, hari-hari dingin dan bisu

Kau masih terbaring di sebuah kamar yang kutempati
Berselimut kafan dini hari
Kala itu pada usiaku yang masih hitungan jari

Ibu, selalu kita menuai rindu
Dalam puisi-puisi yang melahirkan kenanganmu

Ciledug, 8 November 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline