Lihat ke Halaman Asli

Segara di Pagi Buta

Diperbarui: 28 September 2017   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada angin gelabah mengoyak ria bahagia
Menghempas wajah yang di rundung lara
Diammu berleleran air mata kesah
Mengalir beku ketepian kisah

Sendiri dihamparan pasir yang berbisik
Sendiri dari musim semi yang pelik
Tinggi meninggi ombak sansai menjadi sesak
Seperti ruang tanpa jendela dan pintu yang dipenuhi gelak

Senyummu menarik masa di tingkap mimpi
Sedang tali temali terputus di pagut dingin yang menjadi
Langit di merahnya pagi meminta madu
Dalam kerudung hitammu bersemayam kelam hati yang biru

Kepada Maha Pengasih terus bersujud waktu
Terhampar kidung doa jadi kembara di masa lalu
Palung kalbumu terus membentuk segara
Kelaraan muntah pelegaan pada pagi buta

Ciledug, 19 Juli 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline