Lihat ke Halaman Asli

Sesal (Bis Metro Mini 69)

Diperbarui: 25 April 2017   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tengah termangu

Memandang dibalik kaca; kosong

Melihat kendaraan-kendaraan padat merayap

Di jalan raya Melawai - Blok M

Sendiri duduk di antara dua bangku

Dalam bis metro mini 69


Tiba-tiba kau naik

Pandanganku teralih kearahmu

Kemudian kau duduk disebelahku

Bagai malam penuh bintang

Aku tersenyum akan hadirmu


Kau diam tanpa suara

Sesekali menoleh kearahku

Aku tak mampu melawan gelisah

Berharap dapat jabat tanganmu


Hati ini semakin gelisah

Tubuh ini bergerak seakan penuh tanya

Bibir ini beku bagai tertimbun gunung salju

Rasa kian membuncah

Gelisah semakin pecah


Segala ingin

Segala tanya

Saling berantai mencekam sukma

Namun aku tak berdaya

Hati terus diliput gelisah dan ragu serta diam


Kulihat kau juga gelisah

Apakah itu tandamu untukku?


Aku hanya mampu memandangmu

Lewat mata mengintip tanpa jawab

Hati semakin karam oleh gelisah

Terasa sesak di dasar hati; tak ingin!


Kemudian aku pun turun

Meninggalkan gelisah dalam bis metro mini 69

Bersama ucapan terakhir kumampu;

“Permisi!”

Kau pun terus terbawa dalam bis metro mini 69


Aku pulang malam sudah

Berpayung bulan

Bersama peluh menetes segala sesal

Terikat amarah dalam derap tanpa tuju

Kemudian sesal pun mengabdi dalam bis metro mini 69


Sesal! Sesal! Sesal!


Ciledug, 25 Juli 2011




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline