Lihat ke Halaman Asli

Semangat Saepudin, Seorang Kakek Pemungut Sampah

Diperbarui: 6 September 2021   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Oleh : Diki Aprian

Kakek pemungut sampah bernama Saepudin 64 tahun, asal Warungkondang Cianjur. Diusia senjanya beliau masih aktif memungut sampah dan barang bekas diseputaran jalan kota Sukabumi, beliau tak pernah mengira nasib tuanya akan seperti itu.

Kakek Saepudin hidup sendirian istri beliau sudah tidak ada dan anak putrinya sudah berkeluarga. Alasan kakek Saepudin memungut sampah untuk menghidupi dirinya sendiri, selain itu ia enggan bergantung hidup kepada menantuya, ia memilih untuk mencari nafkah sendiri, untuk menunjang kehidupannya Saepudin memilih untuk memungut sampah dan barang bekas.

Ketika malam Kakek Saepudin tidur dijalan di depan ruko-ruko, dengan alas kardus seada-adanya, dijalan saat ia tidur udara terasa lebih dingin dan terkadang beliau tidur bersama tikus-tikus liar got dijalanan, sudah kesehariannya ia tidur seperti itu.

Setiap malam Saepudin berpindah-pindah tempat tidur dari ruko keruko lainnya, terkadang sesekali ia pulang ke Warungkondang ke rumah menantunya, Saepudin orang yang dikenal ramah dan gampang bersosialiasi oleh rekannya yang hidup dijalanan. membuat ia senang berbaur dan hidup dijalanan saling mengasihani satu sama lain dengan kerabatnya yang senasib.

Kakek Saepudin keliling dari tempat sampah ke tempat sampah lainnya untuk memungut sampah disekitaran kota Sukabumi, yang ia pungut plastik, kardus dan barang-barang bekas.
Sampah yang dikumpulkan kakek Saepudin dijual satu Kilonya dengan harga 2500, rata-rata sehari mendapatkan 10 Kg dari hasil pungutannya.

"Nyaeta Abdi mah kitu beres mulung sok langsung digeblugeun plastik, kardusna, sakilona 2500 paling-paling kur menang 10 Kg" Kata kakek Saepudin saat ditemui.

Kakek Saepudin diusia senjanya tetap bersemangat, Beliau mulai memungut sampah dari subuh dini hari hingga malam hari, walau tidak dipungkiri tubuhnya seringkali sakit-sakitan.

"Biasana abdi mah tisubuh angkatna mulai nyandakan sampah tah tepikeun tabuh 10/11 tos istirahat weh mulai deui ashar tepika saberesna we, nyaeta kitu kadang capek saalit-saalit eureun teras maju deui kadang mah sok teu enak badan" Kata beliau.

Menurutnya, jika ia sakit dan tidak memungut dan tidak ada orang yang memberi makan, kadang kakek Saepudin tidak makan menahan rasa laparnya.
Ia berharap ada pihak yang bisa membantunya dan membantu orang-orang yang lebih buruk dari nasibnya, ia berharap pemerintah bisa membantu masyarakat yang kurang beruntung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline