Lihat ke Halaman Asli

Dikdik Sadikin

Direktur Pengawasan Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan

Rintik Hujan Mengetuk Rindu

Diperbarui: 29 Januari 2025   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: Koleksi pribadi, diedit kembali dengan Photoshop)

Rintik Hujan Mengetuk Rindu

Oleh Dikdik Sadikin

Rintik hujan
datang seperti bisik lirih yang terhalang jendela,
menyelinap di sela dedaunan,
mengetuk-ngetuk tersendat di kaca.

Aku ingin menyebut namamu,
tapi hujan telah meminjamnya,
menyembunyikannya di balik butir-butir rindu
yang tak pernah selesai dibaca.

Kita pernah sepakat,
hujan tak perlu menjawab apa-apa.
Ia hanya perlu turun,
menghapus jejak langkah yang kita tinggalkan
di jalan-jalan sunyi,
di bawah langit yang tak sempat kita tatap.

Pagi ini, hujan bercerita
tentang daun yang tak lagi mengenang angin,
tentang tanah yang menunggu basah,
tentang aku yang berdiri di sini,
tanpa payung, tanpa kamu,
hanya sisa-sisa kenangan
yang menggenang di hatiku.

Bogor, 26 Januari 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline