Lihat ke Halaman Asli

Majelis Dikdasmen dan PNF DIY

Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Nonformal D.I. Yogyakarta

Sekretaris PWM DIY, Arif Jamali: Spirit Kerja di Pendidikan Muhammadiyah

Diperbarui: 28 Maret 2024   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arif Jamali Muis, S.Pd., M.Pd., Sekretaris PWM DIY saat menjadi narasumber di pembinaan waka se-diy (Dok. dikdasmenpnfdiy)

Dikdasmen PNF DIY – Seorang penulis gerakan Muhammadiyah asal Jepang, Mitsuo Nakamura pernah melempar pertanyaan kepada alm. Buya Syafi’i utuk menunjukkan salah satu prototipe dari masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sesuai tujuan dari Muhammadiyah. Sementara Haedar Nasir menjawab bahwa masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah proses.

Ungkap Arif Jamali Muis, S.Pd., M.Pd., saat memaparkan materi bertajuk “Memajukan dan Menggembirakan Pendidikan Muhammadiyah”. Materi ini disampaikan dalam agenda pembinaan Wakil Kepala (Waka) Bidang Kurikulum, Kesiswaan, dan ISMUBA yang diadakan oleh Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen PNF) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) D. I. Yogyakarta. 

Sekretaris PWM DIY itu melanjutkan bahwa tidak ada prototipe masyarakat Islam yang ideal karena pergerakan zaman yang dinamis. “Maka yang penting, tujuan Muhammadiyah itu kita jadikan spirit dalam bekerja, memajukan dan menggembirakan pendidikan di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM),” ujar Arif pada Selasa, (26/3/2024) di Grha Ibnu Sina SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Arif Jamali Muis menyebutkan bahwa ada tiga tipe orang bekerja di Muhammadiyah. Pertama, tujuan bekerja sama dengan spirit Muhammadiyah. Kedua, tujuan bekerja berbeda dengan spirit Muhammadiyah, dan terakhir tidak memiliki spirit. “Dan seorang kader sudah seharusnya bekerja secara amanah, profesional, dan bertanggung jawab,” sambungnya.

Merujuk statuten Muhammadiyah 1914, Arif Jamali menjelaskan bahwa terdapat dua hal penting yang ditekankan Muhammadiyah dalam memajukan dan menggembirakan yaitu pengajaran & pelajaran dan kehidupan (cara hidup). 

“Dalam surah An-Nisa’ ayat 9, Allah Swt. mengatakan bahwa jika kita takut generasi sebelumnya lemah, maka bertakwalah dan berkata yang benar. Akan ada generasi yang kuat karena dididik oleh pengajar memiliki karakter yang benar dan memiliki kompetensi,” jelasnya.

“Jadilah kiai yang berkemajuan dan jangan pernah lelah dalam bekerja untuk Muhammadiyah,” tutup Arif Jamali mengutip pesan Kiai Ahmad Dahlan. (guf)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline