Lihat ke Halaman Asli

Majelis Dikdasmen dan PNF DIY

Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Nonformal D.I. Yogyakarta

Sekolah Muhammadiyah Sleman Wujudkan Generasi Peduli Lingkungan Lewat Program GSS

Diperbarui: 15 Januari 2024   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta saat menerima kunjungan studi tiru para kepala sekolah Muhammadiyah daerah Sleman (Dok. Muhdasa)

Mengingat pentingnya mendorong kesadaran terhadap lingkungan dan pengelolaan sampah, sejumlah sekolah/madrasah Muhammadiyah Yogyakarta berbondong-bondong mengintegrasikan pendidikan pengelolaan sampah sebagai langkah awal dalam membentuk generasi peduli lingkungan. Upaya tersebut diharapkan dapat mengurangi masalah sampah dengan membentuk kesadaran sejak dini.

Hal itulah yang dilakukan oleh SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta (Muhdasa) yang menerima kunjungan Kepala Sekolah sekolah Muhammadiyah yang berada di Sedayu Kabupaten Sleman, yaitu SD Muhammadiyah Ngijon 1, SD Muhammadiyah Ngijon 2, SD Muhammadiyah Kedungbanteng 1, SD Muhammadiyah Kedungbanteng 2, SD Muhammadiyah Gamplong, SD Muhammadiyah Saren, SD Muhammadiyah Karanganjir, dan SD Muhammadiyah Semingin, pada Rabu, 27 Desember 2023.

Kunjungan ini dilakukan dalam rangka Studi Tiru Program Gerakan Sedekah Sampah (GSS). Sebagai sekolah yang memiliki predikat GGS berbasis Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), SMP Muhdasa memiliki kewajiban membina sekolah/madrasah Muhammadiyah yang berada dalam satu wilayah.

Hadir secara langsung Kepala SMP Muhdasa, Esti Priyantini, S.S., M.Pd.BI. dan ditemani Ketua BKS, Agus Mariyanto, S.Pd. Mereka menyambut para kepala sekolah disambut dengan antusias dan menanggapi berbagai pertanyaan dengan senang hati. Dalam kesempatan tersebut, Esti membagikan kisah perjuangan dalam merintis GSS yang dilakukan sejak Agustus 2021. Meskipun GSS masih belum sepenuhnya sempurna dan terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, Ia tetap bersemangat untuk terus memajukan program GSS.

"Dalam kondisi sulit dan terhimpit akibat Covid-19, kami mencoba menggerakkan tenaga kependidikan untuk membantu siswa yang kesulitan membayar biaya. Saat itu juga kami mengumpulkan dan memilah sampah untuk intimasi penjualan sampah yang dijadikan biaya sekolah bagi siswa tidak mampu," ungkapnya.

Lebih lanjut, Esti menuturkan bahwa hingga saat ini program GSS sudah berjalan dengan sistem yang tertata dan terorganisasi dengan prinsip filantropi lingkungan. "Seiring berjalannya waktu, anak-anak terlibat dan antusias berkontribusi dalam setiap kegiatan GSS. SMP Muhdasa juga telah memilih 24 anak menjadi Satgas sampah untuk menjaga koordinasi pengelolaan sampah agar berjalan lancar dan meraih tujuan zero waste, charity waste," jelas Esti menutup sesi dialog.

Di akhir acara, para kepala sekolah di ajak untuk berkeliling sekolah dan melihat lebih jelas setiap sudut SMP Muhdasa, dan mengabadikan kunjungan studi tiru ini sebagai kerja sama antar sekolah. (dee)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline