Lihat ke Halaman Asli

Majelis Dikdasmen dan PNF DIY

Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Nonformal D.I. Yogyakarta

Dikdasmen DIY Revitalisasi Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA/SMK/MA/SLB Muhammadiyah Lebih Adaptif

Diperbarui: 23 September 2023   16:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Achmad Muhamad, M.Ag., Ketua Majelis Dikdasmen PNF PWM DIY saat menyampaikan sambutan agenda upgrading (Dok. Media Center)

Upgrading kepemimpinan kepala SMA,SMK,MA dan SLB Muhammadiyah se-DIY resmi dibuka pada Jumat (22/09/2023) di Griya Persada, Kaliurang. Acara ini digelar dan diinisiasi oleh Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non Formal (Dikdasmen PNF) PWM D.I. Yogyakarta dan akan berlangsung hingga Ahad (24/09/2023).

Upgrading kali ini mengambil tajuk "Revitalisasi Kepemimpinan Adaptif Berbasis Keunggulan Sekolah/Madrasah Muhammadiyah". Achmad Muhamad, M.Ag., Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM DIY, menyampaikan arti penting upgrading ini bagi pimpinan sekolah Muhammadiyah, baginya kemampuan dalam memimpin mesti senantiasa di-upgrade guna menyesuaikan pada setiap tantangan yang dihadapi sekolah/madrasah Muhammadiyah maupun tantangan pendidikan secara umum.

"Seberapa baik kita dalam menjalankan kepemimpinan di sekolah/madrasah Muhammadiyah? Pertanyaan semacam ini mesti terus disampaikan pada diri sendiri sebagai ajang refleksi dan perbaikan diri. Memimpin itu soal bagaimana kita mempengaruhi orang banyak guna mencapai tujuan yang sejak awal sudah dirumuskan bersama," ungkap Achmad Muhamad.

Legitimasi seorang pimpinan di sekolah/madrasah bukan semata berasal dari status karena selembar SK (Surat Keputusan), melainkan yang utama juga karena kemampuannya dalam memimpin. Asas yang penting untuk garisbawahi ialah tentang apa yang kita perbuat mesti senada dengan apa yang kita ucapkan. Gagasan besar, inovasi, dan kreativitas harus disampaikan dengan teladan agar pikiran tersebut dapat lebih mudah diterima dan diimplementasikan.

Maksud dari kepemimpinan kolektif-kolegial itu bukan menyerahkan setiap keputusan pada orang lain, ada waktu-waktu tertentu yang mengharuskan seorang pemimpin untuk mengambil satu keputusan strategis. Selain itu kepemimpinan mesti dijalankan secara adaptif, tidak kaku. Perbaikan proses pola komunikasi dan penyampaian kebijakan dan program juga perlu diperhatikan agar dapat diterima dengan baik oleh orang-orang yang kita pimpin," tegas Achmad Muhamad.

Upgrading ini kemudian dibuka secara simbolik oleh Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM D.I. Yogyakarta dengan ucapan basmalah.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrohman, M.Kes., Sp.S., sebagai keynote speaker dalam upgrading kali ini menyebutkan bahwa pengelolaan sekolah di Muhammadiyah didasarkan pada spirit hadis tentang keutamaan mengajak pada kebaikan. "Etos kerja yang mesti dibangun; bekerja adalah ibadah, bekerja adalah rohmah, dan bekerja adalah amanah. Guru terlebih kepala sekolah/madrasah itu mesti jadi role model, kalau perlu motivator, dan bahkan inspirator," paparnya.

"Sebagaimana yang disampaikan oleh K.H. A.R. Fachruddin, seluruh sekolah Muhammadiyah mesti unggul dan Islami, seperti dua keping mata uang yang tak dapat dipisahkan. Guna mewujudkan hal ini tentunya pimpinan sekolah harus punya waktu, punya kemauan, dan memiliki kemampuan guna mengembangkan kemajuan pendidikan Muhammadiyah," tegas Agus Taufiqurrohman. (syq)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline