Lihat ke Halaman Asli

Ilusi

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Irwan segera berwudhu ketika ia mendengar adzan salat dzuhur yang terdengar dari sebuah mesjid tak jauh dari rumahnya. Setelah berwudhu, ia mengganti pakaian hariannya dengan baju koko berwarna putih bersih dan ia juga memakai sarung berwarna biru dengan motif kotak-kotak.

Setelah itu, tanpa pamitan dengan Ibunya yang sedang memasak makan siang, ia pergi ke mesjid Orang tua Irwan sudah terbiasa dengan kebiasaan anaknya yang terkadang pergi tanpa pamitan. ‘Paling hanya ke warung atau ke rumah temannya,’ begitu kata orang tuanya. Merka berpikiran kalau anaknya tak mungkin pergi jauh.

Letak mesjid tak jauh dari rumahnya. Di pintu masuk mesjid tertulis ‘Ar-Rahman’ yang merupakan nama mesjid tersebut.

Setelah sampai, ia langsung memasuki mesjid dan melaksanakan salat qabliyah sebelum melaksanakan salat Dzuhur. Irwan termasuk anak yang rajin salat dan taat agama. Semua salat sunah dan wajib ia laksanakan. Begitu juga dengan puasa. Ia selalu melaksanakannya. Padahal orang tuanya tidak menyuruhnya begitu. Orang tuanya sendiri sampai bingung kenapa anaknya sampai rajin sekali dalam hal agama.

Setelah salat, ia berzikir dan berdo’a. “Ya Allah. Tolong harmoniskan hubungan Ayah dan Ibuku,” ia mulai berdo’a. “Tolong kembalikan hubungan mereka seperti dulu. Aku nggak mau mereka berantem terus,” ia mulai meratap. Memang sudah setahun ini hubungan antara Ayah dan Ibunya kurang harmonis. Karena keadaan ekonomi keluarga yang tak kunjung membaik. Irwan pun menangis dalam do’a nya. Keadaan keluarganya itu telah membuatnya terpukul. Ia tidak mempermasalahkan keadaan ekonominya tapi hubungan orang tuanya yang tidak harmonis. Apalagi kejadian ini sudah berlangsung selama setahun.

Setelah selesai berdo’a, ada seorang pria yang menghampirinya. Penampilannya bersih. Kulitnya sawo matang. Irwan tidak mengenali pria itu. Pria itu duduk di sebelahnya dan tersenyum kepadanya. Irwan membalas senyuman pria itu.

“Kenapa kamu nangis pas berdo’a tadi?” Tanya pria itu. “Nggak apa-apa. Emang kadang saya kalo lagi berdo’a suka menangis,” jawab Irwan sambil mengusap air mata yang masih mengalir di pipinya. “Apa ada masalah yang menimpa kamu?” Tanya pria itu lagi. “Nggak ada kok,” jawab Irwan gugup.

“Ayolah. Ceritakan saja. Saya siap mendengarkan. Saya janji deh nggak bakal kasih tau siapa-siapa,” pria itu meyakinkan Irwan. Irwan ragu untuk menceritakannya. Tapi ada perasaan percaya yang tumbuh kepada orang itu. Entah bagaimana rasa percaya itu bisa ada kepada orang yang baru ditemuinya itu. Akhirnya Irwan menceritakan masalah yang ia hadapi kepada pria itu. Pria itu merespon dengan nasihat-nasihat dan kata-kata bijak yang menggugah hati Irwan.

Tidak hanya curhat mengenai masalah yang ia hadapi saja, ia dan pria itu juga ngobrol tentang banyak hal. Terutama mengenai agama dan jihad. Irwan pun merasa cocok ngobrol dengan pria itu. Karena pengetahuan pria itu sangat luas. Apalagi tentang agama. Karena di sekolahnya, Irwan tak banyak mendapat pengetahuan mengenai agama. Akhirnya mereka saling berkenalan. Ternyata nama pria itu adalah Farhan. Ia tidak tinggal di daerah rumah Irwan. Ia tinggal di kota lain. Tak jauh dari rumah Irwan.

Setelah pertemuan pertama itu, mereka sering sekali bertemu di Mesjid Ar-Rahman. Berdiskusi mengenai banyak hal. Terutama mengenai jihad. Irwan sempet bingung mengapa Farhan lebih tertarik berdiskusi mengenai jihad. Tapi Irwan tak memedulikannya.

Suatu saat Farhan mengajak Irwan pergi. “Kamu ingin masuk surga kan?” Tanya Farhan. Irwan mengangguk dengan mantap. “Kamu ikut saya sekarang, yuk,” ajak Farhan.
“Kemana?”
“Suatu tempat. Kita akan berjihad di jalan Allah, Di jalan yang benar.”
“Berjihad? Tapi saya nggak bisa berperang.”
“Bukan perang kok. Hal lain. Tapi masih masuk kategori jihad. Dan bila kamu melakukan hal ini, kamu akan masuk surga. Pasti.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline