Lihat ke Halaman Asli

BAHTIAR

Dikari elegi

Analisis Sosisal sebagai Perwujudan Pahlawan di Masa Pandemi

Diperbarui: 4 November 2020   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tanggung jawab moral seorang anak kepada orang tuanya apabila memasuki dunia kampus adalah menyelesaikan studi dengan baik tanpa harus mengalami kendala yang berarti apalagi yang datang dari diri sendiri. Sebab disinilah peran aktif seorang peserta didik dipertaruhkan. 

Bila waktu duduk dibangku Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah, seorang guru memiliki peran yang lebih optimal dalam memancing minat belajar siswanya. Namun di perguruan tinggi pola tersebut diubah 180 derajat, dimana peserta didik yang kemudian disebut Mahasiswa, yang harus berperan aktif untuk mendapatkan ilmu yang maksimal, sementara sang dosen lebih berperan sebagai fasilitator transformasi ilmu yang sedang ditimbah. Apapun hasil yang didapat oleh Mahasiswa, semua berpulang pada pribadi masing-masing dalam mengaktualisasikan diri sesuai pola transformasi yang diterapkan dosen.

Namun apakah hal tersebut sejalan dengan peran Mahasiswa sebagaimana yang telah dijabarkan diatas. Bukankah jika Mahasiswa harus fokus pada studinya dikampus, meraka akan melupakan peran yang mereka emban sebagai aktor of change, aktor of social control, maupun iron stock dan lain sebagainya.

Tidak salah jika kita menilai bahwa mereka yang menyandang status sebagai sarjana dengan pengalaman ilmu yang optimal karena didapat dengan cara fokus pada pelajaran semasa kuliah akan menjadi penerus peradaban bangsa, namun apakah peran mereka yang lainnya seperti pelaku perubahan dan pelaku pengawal kehidupan sosial dapat terimplementasikan jikalau mereka melulu terfokus pada doktrin mata kuliah yang tentunya mengharamkan mereka untuk turun kejalan melakukan unjuk rasa atau dalam bentuk advokasi terhadap masyarakat sebagai perwujudan pengawal dinamika dan permasalahan sosial.

Di hari pahlawan ini perlu kita sebagai mahasiswa untuk melihat kembali apa dan bagaiman peran mahasiswa atau orang orang yang berjiwa muda sebagai perwujudan pahlawan di masa lalu, ben anderson sebagai sejarawan mengatakan bahwa sejarah indonesia adalah sejarah kaum mudanya, yang dia maksudkan adalah bahwa hanya peran kaum muda yang bisa membawa perubahan perubahan yang terjadi di sejarah bangsa ini, dan hari ini kaum muda itu kita kenal sebagai mahasiswa

Disinilah kedewasaan Mahasiswa sesungguhnya tertempa dengan matang karena mereka mampu untuk menyesuaikan ruang yang mereka tempati dengan peran dan tanggung jawab yang mereka emban. Dan berikut beberapa peran kamu muda atau yang kita kenal sebagai mahasiswa yang dulunya di katakan sebagai pahlawan.

1. Aktor of Change
Peran mahasiswa yang satu ini sudah tidak asing lagi, sebagai aktor of change mahasiswa berperan sebagai penggerak masyarakat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik lagi dengan menggunakan ilmu, gagasan serta pengetahuan yang dimiliki. 

Mahasiswa adalah golongan yang harus menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan, sebab di pundak mahasiswa terdapat titik kebangkitan untuk bangsa dan negara. Jadi kamu para mahasiswa sudah bukan saatnya lagi untuk diam, lakukan perubahan!

2. Guardian of Value
Mahasiwa sebagai Guardian of Value  berarti mahasiswa adalah penjaga nilai-nilai dalam masyarakat. Nilai- nilai seperti apakah yang harus dijaga? tentu sebagai mahasiswa kaum intelektual harus menjaga nilai-nilai yang bersifat mutlak kebenarannya seperti kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, empati dan lain sebagainya. Sebagai Guardian of Value, mahasiswa tidak hanya berperan dalam menjaga, namun juga sebagai pembawa, penyebar dan penyampai nilai-nilai itu sendiri.

3. Iron Stock
Peran mahasiswa sebagai Iron Stock yaitu mahasiswa adalah generasi penerus bangsa. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda. Mahasiwa merupakan aset, cadangan dan harapan bangsa di masa depan, sehingga mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan dan perilaku terpuji untuk dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya.

4. Moral Force
Mahasiswa berperan sebagai Moral Force dalam masyarakat. Sebagai insan akademis, tingkat intelektual yang dimiliki mahasiswa akan disejajarkan dengan tingkat moralitasnya. Mahasiswa dianggap memiliki tingkat pendidikan yang tertinggi sehingga sebagai mahasiswa harus memiliki moral yang baik pula. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan dapat menjadi contoh dan penggerak perbaikan moral pada masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline