[Rabu, 31 Januari 2024] Mahasiswa KKN-T Kelompok 11 Unira Malang, Desa Sanankerto, Kecamatan Turen ikut serta dalam penanaman bibit bambu Sembilang di hutan bambu Boonpring. Hutan bambu ini merupakan salah satu usaha yang dikelola Badan Usaha Milik Desa Sanankerto, yang diresmikan pada tahun 2017.
Boon Pring sendiri mempunyai ratusan spesies bambu yang telah terindentifikasi dalam wilayah seluas 36.8 hektar. Boonpring memiliki arti: "anugerah yang turun di hutan bambu". Pada kawasan yang diperuntukkan sebagai arboretum dan laboratorium bambu ini terdapat kurang lebih 115 jenis bambu, di dalamnya terdapat 5 jenis bambu langka dan lokal Malang.
Bambu Sembilang (Dendrocalamus giganteus Munro) merupakan bambu yang terbesar dari jenis lain yang dikenal di dunia. Disebut terbesar dalam hal ini bukan hanya pada buluhnya, tetapi juga rumpunnya. Rumpun bambu sembilang memang tidak terlalu rapat, tetapi bisa mencapai diameter tiga meter. Bambu ini secara alamiah berasal dari Myanmar dan Thailand.
Pak Glondong selaku Walker (pekerja) mengungkapkan bahwasanya tujuan penanaman bibit bambu sembilang ini untuk mengembangkan bambu dengan berbagai jenisnya dan agar tanah di hutan bambu tidak sampai gundul. Selain itu, dengan adanya penanaman bibit bambu Sembilang ini bisa mencegah terjadinya erosi ketika bambu tersebut sudah tumbuh besar.
Beberapa mahasiswa KKN-T Kelompok 11 UNIRA Malang, Desa Sanankerto, Kecamatan Turen yang ikut serta dalam penanaman bibit pohon bambu sembilang diantaranya ada Mita Liya, Cecilia, Mutia Nandika, Yuda Putra, Haidar, Farhan, Ucik, Fafa, Ira dan Lusver. Dan untuk lainya ada mas Dwi selaku salah satu pengelola Hutan Boonpring dan ada pak Glondong selaku Walker (pekerja) di hutan Bambu Boonpring.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H