Kelam, tenggelam dan menghilang.
Pergi dengan bayang-bayang.
Tak tampak lagi di persimpangan kiri jalan.
Menungguku bagaikan api yang tidak pernah padam.
Seolah-olah kau akan datang layaknya menjemput orang yang tersayang.
Sepertinya aku bermimpi dengan bunga tidurmu yang selalu kau ucapkan.
Terlalu bodoh memang,jika aku mengakui tentang sebuah perasaan.
Termakan dengan ucapan, hanyut dalam sebuah dekapan.
Tarikan nafasmu sudah tak lagi ku dengar.
Sehingga seharusnya aku sadar, aku hanya seorang di persimpangan jalan.
Bertemu dan dilupakan.