Lihat ke Halaman Asli

Ruang, Masyarakat & Budaya Siber

Diperbarui: 6 Maret 2022   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah mengubah dunia menjadi ruang kehidupan baru dimana media massa merupakan media dengan posisi sangat penting terutama dalam konteks era informasi seperti sekarang ini. Pada 1982, Wiliam Gibson pertama sekali menggunakan istilah cyberspace dalam tulisannya yang berjudul Burning Chrome. Masyarakat siber merupakan masyarakat yang tercipta karena perkembangan pesat teknologi. Lebih lanjut masyarakat siber atau cyber society adalah masyarakat yang terbentuk sebagai konsekuensi atau dampak dari perkembangan teknologi, informasi, komunikasi dan internet. Saat ini manusia bukan hanya hidup dalam realitas sosial yang nyata namun juga hadir dalam ruang-ruang maya (virtual) yang saling terhubung, tidak terbatas secara global. Peran internet tidak terlepas dari munculnya cyberspace yang justru melahirkan masyarakat baru yang begitu interaktif dalam berkomunikasi.

Cybercommunity menjadi titik awal bagaimana media baru mempengaruhi dan membentuk komunitas masyarakat di ruang sosial dunia maya. Sejalan dengan Bungin (2008) yang menurutnya cyber society menjadi struktur yang menyerupai kehidupan sosial masyarakat di kehidupan nyata. Berbicara cyber society berarti juga berbicara dinamika masyarakat di dunia virtual yang 'lebih' dari dunia nyata. Tak jarang yang terjadi di dunia nyata berimplikasi pada kehidupan di dunia maya, memberikan dampak besar yang kadang justru mampu mengendalikan kehidupan nyata manusia begitu pun sebaliknya. Hal positif yang ditemukan dari fenomena tersebut salah satunya social movement. Bagaimana kegiatan-kegiatan sejenis mendapat banyak simpati masyarakat di penjuru negeri. Kasus lakalantas misalnya, yang kemudian diunggah di sosial media lalu sebentar saja akan mendapat ucapan duka dan penggalangan dana yang diinisiasi untuk membantu korban yang masih selamat dalam kejadian tersebut. Kejadian yang menimpa beberapa orang di dunia nyata justru menarik simpati hampir seluruh masyarakat di ruang-ruang maya. Sebaliknya hal negatif yang ditemukan dari fenomena di atas adalah kasus bunuh diri pengaruh tindakan bullying di sosial media dan masih banyak lagi.

Beberapa keadaan masyarakat siber yang sebenarnya berbahaya bagi masyarakat itu sendiri diantaranya:

  • Lenyapnya ketabuan. Keadaan dimana masyarakat cenderung membagikan hal apa-apa saja hingga mengabaikan fakta bahwa bisa saja hal itu adalah aib diri dengan dalih kebebasan berekspresi dan memunculkan komentar-komentar warga net yang negatif.
  • Lenyapnya lingkungan yang alami yang berorientasi pada simbol kemajuan dan otomatisasi.
  • Lunturnya daya spiritual dan penghayatan. Keadaan ini membuat sebagian besar masyarakat melakukan hal-hal spiritual hanya sebatas formalitas saja. Fenomena lainnya pada keadaan saat menyampaikan ungkapan bela sungkawa di ruang virtual yang sebatas seremonial saja agar 'terlihat' tengah bersimpati.

Selanjutnya kita semakin diarahkan pada cyber culture yang berarti perubahan yang mengacu pada material dan intelektual, kebiasaan praktis, sikap, cara berpikir dan nilai-nilai yang berkembang dalam lingkup maya yang mewujudkan bentuk baru universalitas (Levy, 2001). Budaya siber dapat kita artikan sebagai kondisi dimana kebiasaan baru menjadi hal yang membudaya dan dominan. Misalnya saja perkuliahan secara dalam jaringan (daring) yang marak dilakukan saat ini. Bagaimana penggunaan media digital dalam proses pembelajaran jarak jauh menjadi aktivitas yang lumrah dan sudah 'biasa' di masa sekarang ini. Akhir kata fenomena masyarakat di dunia nyata dan maya saling berimplikasi dan menciptakan paradoks. Pada dunia maya masyarakat menjadi lebih aktif, komunikatif, saling berinteraksi dan terhubung tanpa batas. Namun sering yang terjadi pada dunia nyata justru sebaliknya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline