Lihat ke Halaman Asli

Santri Sekarang Beda

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Santri sekarang berbeda dengan santri jaman dahulu. Santri jaman dahulu menghadapi musuh nyata yaitu melawan penjajah belanda atau wujud meriam-meriam. Sedangkan santri sekarang dihadapkan dengan musuh yang yang tidak tampak yaitu dihadapkan dengan pemikirann-pemikiran yang aneh-aneh. Itulah salah satu kutipan dalam acara Sarasehan Budaya " Santri & NKRI" bersama Caknun dan Kiai Kanjeng. Acara tersebut dilaksanakan di Wisma Kagama UGM pada  tanggal 15 desember.

Acara yang dimulai sekitar jam 19.00 WIB itu digagas oleh CSSMORA UGM (Community  of  Santri scholars of Ministry of Religous affairs). Dalam kesempatan tersebut Emha Ainun Najdib atau yang sering dipanggil Cak Nun menantang kontribusi mahasiswa UGM tentang NKRI. Sebelum kontribusi lebih lanjut atau lebih mendalam terhadap NKRI, lebih baik kita mulai dari diri kita sendiri.

Cak Nun mengibaratkan, kita mau mengupas mangganya terlebih dahulu, atau baru mengasah pisaunya, atau lebih jauh lagi baru mau memilih jenis pisau apa. Sebelum kita mengupas mangga atau berbicara mengenai NKRI kita harus mengetahui dulu harus tahu dulu pisau apa yang kita pilih. Pisau ini ibarat diri kita yang kecil. Kita harus tahu dulu sejarah-sejarah yang dulu-dulu seperti sejarah Kiayi Hasyim Asyari, yang dulunya beliau  terkenal dengan Revolusi jihadnya. Beliau lahir dimana, tinggi badanya berapa sampai warna kulitnya warna apa. Kata Cak Nun hal-hal kecil semacam itu kita juga harus tahu sebelum berbicara masalah NKRI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline