Semua sudah tertulis di Lauh Mahfudz hingga yang kita jalani adalah "Sejarah."
"Sejarah" yang unik, sebab memiliki pola persilangan garis yang memenuhi seluruh ruang semesta. Ruang semesta yang dibatasi Arsy', batas antara Sang Pencipta dan mahluk.
Konon, sebelum wahyu terakhir diturunkan Tuhan Semesta Alam kepada Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, para setan sering mencuri informasi tentang apa yang tertulis di Lauh Mahfudz dan "gerak sejarah" apa saja yang telah manusia peroleh, dimana informasi informasi tersebut akan "diperjualbelikan" kepada manusia.
Setelah wahyu terakhir diturunkan dan Tuhan Semesta Alam memerintahkan kita untuk berpikir, maka apa yang dikabarkan setan hanyalah kedustaan belaka, sebab manusia telah mampu menganalisa jalannya "sejarah."
Setan tak pernah lagi memberikan kabar tentang apa yang harus dilakukan manusia. Setan hanya membisiki kita untuk selalu memiliki perasaan khawatir, bersedih hati dan menyombongkan diri
Setan cukup memberikan gambaran tentang pola Piramida, tentang begitu sempitnya masa depan, tentang manusia manusia pilihan di pucuk piramida yang menguasai hidup manusia lainnya dengan berbuat hal yang melanggar nilai kecerdasannya sendiri, hingga manusia berbuat lebih sadis dari apa yang bisa dibayangkan setan.
Hidup alam semesta sudah terpola dengan sempurna yang dianalogikan sebagai pola geometri bangunan Ka'bah dengan dasar hukum : https://www.kompasiana.com/digul/65e19f7a1470936100495df4/teologi-islam-milenial-tulisan-kedua?source_from=source_related_recommendation
Wallahu'alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H