Lihat ke Halaman Asli

Iwan

Ketua RW periode 2016 - 2026

Keterbatasan Akal Ketika Tidak Menemukan Batas (Tulisan ke 135)

Diperbarui: 25 Oktober 2024   18:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Meskipun akal memiliki tempat penting dalam ajaran Islam, akal memiliki keterbatasan bahkan tentang kesimpulan yang diperoleh akal itu sendiri ketika akal tidak mampu menemukan batas atas sesuatu.

Dalam konsep pemahaman ajaran Islam yang menngunakan analogi kubus bangunan Ka'bah, Akal belum menemukan adanya batas alam semesta. Padahal secara logika, sesuatu apapun dapat kita "akali" atau kita kenali, jika sesuatu tersebut memiliki batas.

Alam Semesta dapat kita tinjau dan kita "akali" keberadaannya sebab memiliki batas bentuk. Jika mata kita diletakkan pada lautan yang dalam tanpa cahaya, kita tidak dapat menemukan apapun. Sama seperti ketika mata kita di letakkan pada cahaya yang terang benderang, kita tak dapat melihat apapun sebab tak ada batas yang nampak.

Alam semesta tidak mungkin tidak memiliki batas, sebab tanpa adanya batas tidak akan ada bentuk yang terwujud di alam semesta ini.

Islam mengajarkan kepada kita tentang adanya batas antara wujud Allah dan Mahluk Nya yang dalam konsep pemahaman ajaran Islam, batas terluar alam semesta adalah Arsy'. 

Alam Semesta ini dapat kita "akali" sebab memiliki batas.

Wallahu'alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline