Lihat ke Halaman Asli

Iwan

Ketua RW periode 2016 - 2026

Ketuhanan dalam Islam (Tulisan ke 129)

Diperbarui: 22 Oktober 2024   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Saya akan memberikan sebuah analogi / kiasan yang mudah mudahan dapat sedikit menjelaskan masalah Ketuhanan dalam ajaran Islam.

Tuhan Semesta Alam "melepaskan sehelai rambut Nya"sebagai bahan dasar terbentuknya alam semesta dan dari "sehelai rambut" tersebut, terbentuklah batas antara Tuhan dan mahluk Nya (Arsy'), Lauh Mahfudz, Al Qalam dan Air.  Lalu Tuhan memerintahkan Al Qalam yang terbentuk dari "sehelai rambut" menulis seluruh kehendak / takdir Tuhan di dalam Lauh Mahfudz yang menjadi acuan terbentuknya alam semesta dalam beberapa proses hingga saat ini alam semesta dapat terlihat teratur dan seimbang.

Sebagaimana kita lihat gambar di atas, seluruh mahluk yang tercipta dari "sehelai rambut" Tuhan berada di dalam ruang kubus rubik dan Tuhan Semesta Alam berada di luar kubus Rubik.

Tuhan meliputi seluruh bagian luar ruang kubus rubik, sehingga dimanapun kita berada, kita selalu menyadari keberadaan Tuhan. Seperti berada di sebuah kapal selam, kita diliputi  oleh air laut. Tuhan itu Ahad, Esa, Tunggal tidak terbagi seperti air laut yang meliputi sebuah kapal selam

Wujud Tuhan Semesta Alam berada di atas Arsy', namun sebab kita tercipta dari "sehelai rambut" Nya, menjalankan seluruh ketentuan Nya, maka sesungguhnya Tuhan itu dekat.

Dari konsep ini kita ketahui bahwa alam semesta awalnya tidak ada lalu diadakan. Alam semesta tidak berasal dari ketiadaan / kekosongan, melainkan besasal dari sesuatu yang Ada.

Dari "sehelai rambut" Tuhan sebagai bahan dasar semesta, maka ketika Tuhan menerangkan Sifat Sifat Nya, alam semesta sudah menyimpan informasi tersebut sebab alam semesta berasal dari "sehelai rambut" Nya yang menyimpan informasi tentang Diri Nya. "Sehelai rambut" yang menyimpan informasi "DNA" Tuhan. Oleh sebab itu dapatlah kita mengenal Tuhan dengan memperhatikan alam semesta sebab sudah ada tanda tanda keberadaan Tuhan di alam semesta.

 

Wallahu'alam 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline