Lihat ke Halaman Asli

Iwan

Ketua RW periode 2016 - 2026

Kisah Iblis dan Dajjal (Tulisan ke 89)

Diperbarui: 1 Mei 2024   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Sejak gagal dalam ujian berserah diri yaitu ketika Allah menetapkan Adam sebagai Khalifah di muka bumi, Iblis memohon untuk ditangguhkan hukumannya dan meminta untuk jadi penggoda manusia.

Hidup itu pilihan sebab kehendak Allah adalah sebuah ruang yang dianalogikan sebagai ruang Ka'bah yang dipenuhi persilangan garis yang berhubungan. Setiap persilangan garis adalah ujian dengan nilai tertentu.

Saat ini dengan dendam membara, Iblis berkeinginan membawa seluruh manusia ke dalam neraka, ingin tunjukkan bahwa apa yang Allah pilih adalah mahluk lemah yang tak layak menjadi Khalifah di muka bumi.

Ketika disadari bahwa wujud dirinya terlalu menyeramkan, Iblis berkolaborasi dengan manusia, melahirkan sosok Dajjal Al Masih. Iblis ingin membuat makar, menipu banyak manusia. Tapi sayangnya ketika Dajjal muncul, Iblis berada dalam kegalauan yang sangat sebab itu merupakan indikasi bahwa kiamat sudah dekat dan itu adalah waktu dimana Iblis dan bala tentaranya akan dibakar di neraka dan hal yang mencengangkan Iblis adalah bahwa manusia sanggup melakukan perbuatan yang tidak sanggup dilakukan Iblis, dimana manusia sanggup menyatakan bahwa Tuhan itu tidak ada, padahal Iblis mengakui keberadaan Tuhan Semesta Alam.

Berbuat baiklah, pelihara kelestarian bumi, jangan berbuat keji, jangan harapkan kiamat, cegah para Zionis menguasai seluruh tanah Palestina sebab itu tanda kiamat sudah dekat (dukung solusi dua negara), cegah hal yang mempercepat kiamat dan dalam hal ini, Iblis pun tak menginginkan terjadinya kiamat, Dajjal Al Masih pun tak menginginkan kiamat sebab akan berakhir hidupnya dibunuh Isa Al Masih, buat manusia, kiamat adalah kegagalan sebuah generasi sebagai Khalifah di muka bumi.

Wallahu'alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline