Lihat ke Halaman Asli

Iwan

Ketua RW periode 2016 - 2026

Kitab yang Terjaga (Tulisan ke - 82)

Diperbarui: 17 April 2024   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tak ada kesadaran di semesta ini yang lenyap. Kesadaran itu tetap tercatat dan terjaga dalam sebuah kitab yaitu Lauh Mahfudz. Hingga jika tiba hari kebangkitan setelah kiamat, seluruh kesadaran yang pernah ada akan terbentuk kembali sebab catatan tentang kesadaran tersebut tetap terjaga.

Lauh Mahfudz berisi pengetahuan seluruh semesta, catatan gerak seluruh mahluk pun ada disini, hingga siapapun yang pernah melihat apa yang tertulis di Lauh Mahfudz akan memiliki pengetahuan tentang alam semesta dengan baik.

Saya berspekulasi bahwa saat Mi'raj ketika Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam menerima perintah Sholat yang awalnya sholat berjumlah 50 kali sehari semalam kemudian setelah bertemu dengan Nabi Musa Alaihissalam yang berada di langit keenam dan memberi saran agar jumlah sholat dikurangi, Nabi Muhammad SAW kembali ke Sidratul Muntaha untuk menerima keringanan, maka Allah memberi keringanan menjadi 45 kali sehari semalam. Namun ketika kembali bertemu dengan Nabi Musa AS menganggap jumlah tersebut masih terlalu berat lalu meminta Nabi Muhammad SAW untuk minta keringanan kembali. Peristiwa ini terus berulang hingga akhirnya jumlah sholat hanya 5 kali dalam sehari semalam. 

Dalam peristiwa ini ada hal yang awalnya cukup membingungkan bagi saya tentang apa yang sebenarnya terjadi antara Allah, Nabi Muhammad SAW dan Nabi Musa AS.

Secara spekulatif saya berkesimpulan sesungguhnya Allah mengetahui isi hati Nabi Muhammad SAW, yang saat naik dari posisi pertemuan dengan Nabi Musa AS di langit keenam menuju Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW menyaksikan Lauh Mahfudz, sebuah tempat yang berisi pengetahuan seluruh semesta dan Allah mengetahui ketertarikan hati Nabi Muhammad SAW hingga terciptalah sebuah alur cerita yang unik antara Allah yang Maha Mengetahui isi hati dengan Nabi Muhammad SAW yang berkeinginan melihat catatan pengetahuan semesta dan alur kisah ini dilengkapi juga dengan seorang "pemeran pembantu" yang memilki karakter unik yang melengkapi kisah ini yaitu Nabi Musa AS yang digambarkan sebagai pria pemarah sebab begitu kecewa dengan umatnya yang padahal telah begitu banyak menyaksikan mukjizat dari Allah (tongkat berubah menjadi ular, membelah laut, mengeluarkan 12 mata air dari sebongkah batu, menerima sajian makanan dari langit dsb), masih saja sempat mempersekutukan Allah dengan patung anak sapi dan berdasarkan pengalaman tersebut akan sangat berat bagi umat Nabi Muhammad untuk mengerjakan sholat dengan jumlah 5 waktu sekalipun, sebab sholat adalah kewajiban yang akan menjadi beban bagi umat Nabi Muhammad SAW.

Dari komposisi karakter para pemeran kisah ini, maka terjadilah peristiwa "bolak balik" demi menyaksikan catatan pengetahuan di Lauh Mahfudz dan dari sanalah mengapa Rasulullah memiliki pengetahuan yang lebih dari manusia lainnya yang buktinya dapat kita lihat pada catatan Hadits Nabi Muhammad SAW, tentang masa lalu, masa depan bahkan tentang negeri Pusaka Merah Putih. 

Tak ada yang dapat lagi melihat, membaca atau mendengar apa yang tertulis di Lauh Mahfudz kecuali atas izin Allah dan sejak peristiwa Mi'raj, Allah tak lagi memberi ijin pada siapapun . Lauh Mahfudz menjadi kitab catatan yang terjaga.

QS Al Jinn (72) : 9. "Dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa (mencoba) mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintai." 

Wallahu'alam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline